Halaman

Senin, 30 Mei 2016

efek domino revolusi mental, pensiun dini vs pikun dini



efek domino revolusi mental, pensiun dini vs pikun dini

Suasana batin oknum penyelenggara negara yang sedang makan nangka sebagai tim sukses, relawan, atau sebutan lainnya Jokowi, begitu bercampur-aduk sehingga getahnya malah menjegal kawan politik dalam lipatan. Minimal, membuat sibuk awak KPK.

Dimotori dan dipelopori bandot politik jebolan era Orde Baru, kita tak menggunakan rezim karena belum pasti penggantinya lebih mulia, atau kawanan parpolis kambuhan, karbitan, dadakan. Pemain pasar politik Nusantara, acap kalah pamor dengan pendatang baru, yang serta-merta didaulat sebagai kader partainya.

Modus operandi penguasa tunggal Orde Baru yang dengan cerdas dan gemilang memanfaatkan kedigdayaan Golkar sebagai kendaraan politiknya, di era Reformasi telah menjalar ke tingkat kabupaten/kota. Kaderisasi di internal partai, tergantung selera ketua umum dan secara normative sesuai kebijakan partai.

Bukan persentase, tetapi perwakilan dari komponen pendukung tulen Jokowi-JK yang tak tahan godaan di tengah jalan, bahkan di tahun pertama periode 2014-2019. Entah akibat kuwalat politik, tulah atau kutuk mereka yang dilangkahi hidup-hidup. Tak kuat menanggung beban kehidupan politik. Tepatnya, tak kuat harus bermain watak, memanipulasi watak atau bersandiwara poltik. Tentu, tak kurang yang memang dari sono-nya sudah terbiasa jadi pecundang sehingga waktu tampil di panggung, industri, syahwat politik malah semakin tersalurkan. Menemukan jalur yang tepat untuk mengekspresikan kemampuan diri.

Tuntutan dan tantangan memanipulasi watak diri, memulas jati diri, mendongkrak cira diri berdampak mempercepat proses penuaan diri sejak dini. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar