Halaman

Senin, 06 Januari 2014

survei tanpa survei




survei tanpa survei

Jika golput di pesta demokrasi 2014 tidak menang, atau tidak >20%, Partai Golkar (PG) bak mendapat durian runtuh. Pemilu dan pilpres 2009, pemlih dan pemilih pemula berharap pada pemerintah. Partai Demokrat (PD) mendapat kepercayaan dan SBY disumpah lagi sebagai presiden.

Rakyat liwat pemilih dan pemilih pemula masih berharap ada pemerintah. Tanpa embel-embel. PD sudah tidak bisa diharapkan, dan juga umur teknis PD hanya sebatas dua periode. Parpol berlabel Islam, kurang dilirik, kecuali oleh loyalisnya.

Pilihan rakyat pada PG, dengan pengalaman sejak Orde Baru. Celakanya, wakil rakyat dari PG 2009-2014 bersifat pebisnis daripada politisi. Pemilih PD 2009 akan beralih ke PG 2014. Bukan tanpa sebab.

Hasil pemilu april 2014 bisa condong ke PG. Namun angin bisa berbalik arah, jika petinggi PG tidak cerdas membaca cuaca.

Katakan, jika hasil april 2014, PG seolah di atas kertas bisa sukses di pilpres, masih ada batu besar menghadang di jidat.

Dalam april 2014 rakyat memilih PG, tetapi dalam pilpres tidak akan memilih ARB. Alasannya sangat sederhana dan mendasar, yaitu ARB tidak identik dengan PG. Kebetulan ARB sebagai ketua umum PG. Sudah bukan kucing dalam karung, sudah ketahuan belang atau polos warna bulunya.

Masih ada waktu, jangan sampai PG mendapat durian busuk runtuh.


Jika golput di pesta demokrasi 2014 tidak menang, atau tidak >20%, Partai Golkar (PG) bak mendapat durian runtuh. Pemilu dan pilpres 2009, pemlih dan pemilih pemula berharap pada pemerintah. Partai Demokrat (PD) mendapat kepercayaan dan SBY disumpah lagi sebagai presiden.

Rakyat liwat pemilih dan pemilih pemula masih berharap ada pemerintah. Tanpa embel-embel. PD sudah tidak bisa diharapkan, dan juga umur teknis PD hanya sebatas dua periode. Parpol berlabel Islam, kurang dilirik, kecuali oleh loyalisnya.

Pilihan rakyat pada PG, dengan pengalaman sejak Orde Baru. Celakanya, wakil rakyat dari PG 2009-2014 bersifat pebisnis daripada politisi. Pemilih PD 2009 akan beralih ke PG 2014. Bukan tanpa sebab.

Hasil pemilu april 2014 bisa condong ke PG. Namun angin bisa berbalik arah, jika petinggi PG tidak cerdas membaca cuaca.

Katakan, jika hasil april 2014, PG seolah di atas kertas bisa sukses di pilpres, masih ada batu besar menghadang di jidat.

Dalam april 2014 rakyat memilih PG, tetapi dalam pilpres tidak akan memilih ARB. Alasannya sangat sederhana dan mendasar, yaitu ARB tidak identik dengan PG. Kebetulan ARB sebagai ketua umum PG. Sudah bukan kucing dalam karung, sudah ketahuan belang atau polos warna bulunya.

Masih ada waktu, jangan sampai PG mendapat durian busuk runtuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar