survei
tanpa survei
Jika
golput di pesta demokrasi 2014 tidak menang, atau tidak >20%, Partai Golkar
(PG) bak mendapat durian runtuh. Pemilu dan pilpres 2009, pemlih dan pemilih
pemula berharap pada pemerintah. Partai Demokrat (PD) mendapat kepercayaan dan
SBY disumpah lagi sebagai presiden.
Rakyat
liwat pemilih dan pemilih pemula masih berharap ada pemerintah. Tanpa
embel-embel. PD sudah tidak bisa diharapkan, dan juga umur teknis PD hanya
sebatas dua periode. Parpol berlabel Islam, kurang dilirik, kecuali oleh
loyalisnya.
Pilihan
rakyat pada PG, dengan pengalaman sejak Orde Baru. Celakanya, wakil rakyat dari
PG 2009-2014 bersifat pebisnis daripada politisi. Pemilih PD 2009 akan beralih
ke PG 2014. Bukan tanpa sebab.
Hasil
pemilu april 2014 bisa condong ke PG. Namun angin bisa berbalik arah, jika
petinggi PG tidak cerdas membaca cuaca.
Katakan,
jika hasil april 2014, PG seolah di atas kertas bisa sukses di pilpres, masih
ada batu besar menghadang di jidat.
Dalam
april 2014 rakyat memilih PG, tetapi dalam pilpres tidak akan memilih ARB.
Alasannya sangat sederhana dan mendasar, yaitu ARB tidak identik dengan PG.
Kebetulan ARB sebagai ketua umum PG. Sudah bukan kucing dalam karung, sudah
ketahuan belang atau polos warna bulunya.
Masih
ada waktu, jangan sampai PG mendapat durian busuk runtuh.
Jika
golput di pesta demokrasi 2014 tidak menang, atau tidak >20%, Partai Golkar
(PG) bak mendapat durian runtuh. Pemilu dan pilpres 2009, pemlih dan pemilih
pemula berharap pada pemerintah. Partai Demokrat (PD) mendapat kepercayaan dan
SBY disumpah lagi sebagai presiden.
Rakyat
liwat pemilih dan pemilih pemula masih berharap ada pemerintah. Tanpa
embel-embel. PD sudah tidak bisa diharapkan, dan juga umur teknis PD hanya
sebatas dua periode. Parpol berlabel Islam, kurang dilirik, kecuali oleh
loyalisnya.
Pilihan
rakyat pada PG, dengan pengalaman sejak Orde Baru. Celakanya, wakil rakyat dari
PG 2009-2014 bersifat pebisnis daripada politisi. Pemilih PD 2009 akan beralih
ke PG 2014. Bukan tanpa sebab.
Hasil
pemilu april 2014 bisa condong ke PG. Namun angin bisa berbalik arah, jika
petinggi PG tidak cerdas membaca cuaca.
Katakan,
jika hasil april 2014, PG seolah di atas kertas bisa sukses di pilpres, masih
ada batu besar menghadang di jidat.
Dalam
april 2014 rakyat memilih PG, tetapi dalam pilpres tidak akan memilih ARB.
Alasannya sangat sederhana dan mendasar, yaitu ARB tidak identik dengan PG.
Kebetulan ARB sebagai ketua umum PG. Sudah bukan kucing dalam karung, sudah
ketahuan belang atau polos warna bulunya.
Masih
ada waktu, jangan sampai PG mendapat durian busuk runtuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar