Selasa, 06/05/2003 07:16
MUSANG BERBULU AYAM
KETIKA
MUSANG BERBULU AYAM
Telah kembali lelaki pecundang dari dunia comberan hitam
Dulu bergitar melantunkan nada kata seronok bak gurindam
Bahasa tubuh dijadikan modal goyang tanpa ilham
Mengumbar nafsu birahi menguak barang terpendam
Aroma iramanya mengandung selera maksiat kupu-kupu malam
Aroma iramanya mengundang nafsu syahwat dunia malam
Aroma iramanya menyiratkan bahwa dosa adalah bebas saham
Aroma iramanya menyuratkan bahwa dosa tak ada balas rajam
Aroma iramanya menyurutkan tobat nasuha anak cucu Adam
Aroma iramanya memacu gairah makhluk awam
Aroma iramanya memicu libido makhluk alam
Telah kembali si anak haram
Dengan dalih menyampaikan salam
Bermodal bekal akhirat tidak bercermin diri malah main tikam
Berkotbah serapah agar orang naik pitam
Tidak tahu diri bahwa usia dekat makam
Tak mau beramal walau telah kenyang asam garam
Bukannya mengamalkan qalam
Malah bertega ria main hantam
Lebih buas dibanding hewan kejam
Lebih sadis dibanding setan jahanam
Lebih gila dibanding iblis seram
Menggadaikan fatwa halal dan haram
Mencampuradukkan barang halal dengan barang haram
Semua urusan dunia diukur dengan dalih HAMM
Menikam sesama agar kreasinya bungkam
Menikam sesama agar ekspresinya diam
Menikam sesama agar namanya suram
Menikam sesama agar masa depannya temaram
Menikam sesama agar karirnya kelam
Menikam sesama agar goyangnya karam
Menikam sesama agar perjalanan hidupnya tenggelam
Atau biar dia yang berkubang di pornoragam
Melacurkan musik mendayu tanpa pandang faham
Ternyata si raja comberan memendam sejuta dendam
Ketika comberan dan selokan tidak menjadikannya lagi imam
Ketika goyang ndang dhut picisan hanya sebatas genggam
Ketika tak ada lagi aksi panggung dan dunia rekam
Begitu sirna ketika belangnya luntur luar dalam
Begitu goyah ketika goyangnya sebatas langgam
Mengapa hidup sekali malah dibuat runyam
Godaan bukannya dilawan malah diperam
Sirik hati bukannya dibuang malah didekam
Mengapa melihat nenek goyang dada tidak geram
Mengapa lagak lagu ndang dhut biang onar tidak dikecam
Buruk rupa bukan karena cermin buram
Malah cermin tetangga diancam
Upaya agar bahtera bangsa tidak oleng karam
Malah si raja comberan dan ratu selokan meniup bara dalam sekam
Menggoyang dan mengebor bahtera agar karam
Tinggalkan budaya yang saling menerkam
Tinggalkan budaya yang adu cekam
(hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar