Halaman

Minggu, 19 Januari 2014

MUSANG BERBULU AYAM

Selasa, 06/05/2003 07:16

MUSANG BERBULU AYAM

KETIKA MUSANG BERBULU AYAM 
Telah kembali lelaki pecundang dari dunia comberan hitam Dulu bergitar melantunkan nada kata seronok bak gurindam Bahasa tubuh dijadikan modal goyang tanpa ilham Mengumbar nafsu birahi menguak barang terpendam Aroma iramanya mengandung selera maksiat kupu-kupu malam Aroma iramanya mengundang nafsu syahwat dunia malam Aroma iramanya menyiratkan bahwa dosa adalah bebas saham Aroma iramanya menyuratkan bahwa dosa tak ada balas rajam Aroma iramanya menyurutkan tobat nasuha anak cucu Adam Aroma iramanya memacu gairah makhluk awam Aroma iramanya memicu libido makhluk alam Telah kembali si anak haram 
Dengan dalih menyampaikan salam Bermodal bekal akhirat tidak bercermin diri malah main tikam Berkotbah serapah agar orang naik pitam Tidak tahu diri bahwa usia dekat makam Tak mau beramal walau telah kenyang asam garam Bukannya mengamalkan qalam Malah bertega ria main hantam Lebih buas dibanding hewan kejam Lebih sadis dibanding setan jahanam Lebih gila dibanding iblis seram Menggadaikan fatwa halal dan haram Mencampuradukkan barang halal dengan barang haram Semua urusan dunia diukur dengan dalih HAMM Menikam sesama agar kreasinya bungkam Menikam sesama agar ekspresinya diam Menikam sesama agar namanya suram Menikam sesama agar masa depannya temaram Menikam sesama agar karirnya kelam Menikam sesama agar goyangnya karam Menikam sesama agar perjalanan hidupnya tenggelam Atau biar dia yang berkubang di pornoragam Melacurkan musik mendayu tanpa pandang faham 
Ternyata si raja comberan memendam sejuta dendam Ketika comberan dan selokan tidak menjadikannya lagi imam Ketika goyang ndang dhut picisan hanya sebatas genggam Ketika tak ada lagi aksi panggung dan dunia rekam Begitu sirna ketika belangnya luntur luar dalam Begitu goyah ketika goyangnya sebatas langgam Mengapa hidup sekali malah dibuat runyam Godaan bukannya dilawan malah diperam Sirik hati bukannya dibuang malah didekam Mengapa melihat nenek goyang dada tidak geram Mengapa lagak lagu ndang dhut biang onar tidak dikecam Buruk rupa bukan karena cermin buram Malah cermin tetangga diancam Upaya agar bahtera bangsa tidak oleng karam Malah si raja comberan dan ratu selokan meniup bara dalam sekam Menggoyang dan mengebor bahtera agar karam Tinggalkan budaya yang saling menerkam Tinggalkan budaya yang adu cekam (hn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar