Halaman

Selasa, 28 Januari 2014

Budaya Instan



Budaya Instan

Niatan untuk menggabungkan pelaksanaan pemilihan legislatif dengan pemilihan presiden tahun 2014, apa pun alasan dan dalihnya, semakin membuktikan bahwa bangsa Indonesia penganut budaya instan.

Mulai generasi muda yang bermodal minimal, ingin hasil yang optimal. Pagi berangkat kerja, pulang sore membawa Rp. Atau ikut lomba pencari bakat agar tersohor. Buruh/pekerja mengandalkan jumlah turun ke jalan, menekan pemerintah puat/daerah agar upah minimum kabupaten/kota segera dinaikkan bulan depan, plus daftar tuntutan lainnya.

Jelang pemilu, muncul ratusan partai politik, dengan platform yang serupa tapi tak sebentuk. Muncul pula ratusan, bahkan ribuan anak bangsa yang merasa bisa jadi wakil rakyat. Tanpa malu ada yang menyatakan diri layak jadi RI-1.

Untuk urusan negara dan daerah jangan coba-coba, dengan pikiran sesaat dan sesat, ujung-ujungnya menyuburkan tindak pidana korupsi [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar