Rabu,
05/02/2003 08:01
KOBARKAN SEMANGAT "AA GYM"
: MENCERDASI GOLONGAN PUTIH
Salah semua tentang penyebab munculnya istilah
Golongan Putih (golput) antara lain dikarenakan pantarlih sengaja tidak
menyentuh daerah pemukiman non-Golkar, di zaman Orde Baru. Sehingga rakyat yang
mempunyai hak memilih secara formal tidak bisa mengikuti pemilu atau
menggunakan hak pilihnya. Kategori atau kriteria golput semangkin beraneka
ragam. Selain dipengaruhi oleh pantarlih, juga oleh sistem pemilihan, tak kalah
buruknya justru dari tabiat parpol selama ini.
Di era Reformasi edisi terakhir ini dapat disimpulkan
bahwa golput tetap menggunakan hak pilihnya. Ada 3 jenis parpol yang akan
menjadi pilihan utama dalam Pemilu 2004.
Pertama, rakyat atau jender yang secara emosional
merasa "terwakili" dengan tampilnya mBak Mega. Kondisi simpatisan
kelompok ini memang rapuh dan rawan terhadap kenyataan yang berubah-ubah tanpa
arah. Kelompok ini bisa menggelinding di jalanan bersama para pengunjuk raga
dan penyumbang rasa atau ikut bercerdas ria melalui berbagai media.
Kedua, dengan fakta bahwa adanya fatwa hari raya agama
yang berbeda dengan ketetapan dari pemerintah, hal ini menumbuhsuburkan
antipati rakyat kepada parpol yang berbasis "oposan" tadi. Ternyata
oposan ini secara historis mempunyai seteru yang berparpol ria. Jadi ada dua
parpol yang berbasis agama akan disirik oleh ummat seagama tetapi lebih
konsisten dan manusiawi dalam mendukung pemerintah serta dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama.
Ketiga, sebagai bangsa timur maka banyak rakyat,
pejabat, aparat atau keluarganya dari kalangan birokrat yang berpemeo
"seganas galaknya anjing tak akan menggigit santap tuannya". Entah
apa maknanya. Paprol yang mendominasi di zaman Orde Baru mungkin masih banyak
penggemarnya. Mungkin pula para penggemarnya berupaya "tetap memilih
tetapi pilihannya jangan sampai terpilih". Terkadang klas pemilih ini bisa
membedakan mana yang dalam status rawatan dan ruwatan hukum, mana yang telah
menjual negara, dsb.
Ketiga jenis parpol ini nanti dalam Pemilu 2004 akan
jadi pilihan utama rakyat tetapi dengan kiat "tetap akan memilih tetapi
bagaimana caranya agar jago-jagonya tidak terpilih sebagai presiden dan wakil
presiden". Memangnya Pemilu 2004 diibaratkan membeli kucing dalam karung,
karungnya transparan ! (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar