Senin,
29/12/2003 10:48
Pemurtadan Alternatif Frontal
Herwin Nur
Ketika akidah dan ketaukhidan tak bisa digoyah secara frontal maka pedang
pun ditancapkan ke tanah, sebagai simbol pemurtadan alternatif. Damai sejahtera
di dunia dikidungkan secara bebas. Arus budaya dan jalur ekonomi sebagai roh
pemurtadan alternatif. Tak perlu liwat saluran politik yang aspiratif, bahkan
tak perlu berkumpul dalam satu wadah. Sasarannya dimulai dari yang kecil, yang
tidak kita sadari. MODUS OPERANDI Cerita lama, tuna wisma yang tak tentu ujung
hidungnya terkapar, dibaptis balik nama menjadi anak surga, dikafani dengan
peti mati. Di gundukan kuburnya dihias dengan pedang terbalik. Istirahatlah
dalam damai sejahtera wahai anak gembala.
Kaum papa selalu dijadikan sasaran empuk, dengan iming-iming sembako maka
akidah dan ketaukhidan bisa dijadikan komoditas. Memang mereka pemodal kuat,
penuh akal dan tak ada yang ditabukan buat mencapai surga dunia. Dunia politik
pun telah dirambah secara sistematis. Terlebih ketika berhala yang bernama
kekayaan, kekuatan dan kekuasaan menjadi tujuan utama ummat manusia. Dalih
berhala menyebabkan akidah dan ketaukhidan penuh dengan pasal untung rugi,
spekulasi atas impas dunia, kalau perlu dan memang menipu diri sendiri dengan
membutakan nurani. Melalui adat istiadat, budaya setempat mereka menyelusup
sampai langsung ke suatu komunitas yang kuat akidah dan ketaukhidannya mereka
terang-terangan menancapkan pedangnya di lubuk hati insani.
Secara hukum positif negara gerakan laten ini sulit dibuktikan
“kesalahannya”. Bahkan hukum telah disimulasi dan direkayasa untuk landasan
operasional mereka. Berbagai kedok bisa dipakai, mulai yang sifat sosial
kemasyarakatan sampai memanfaatkan momentum bencana alam. Artinya, melalui
peluang atau kesempatan yang mereka ciptakan atau manfaatkan, yang justru
adalah kewajiban kita dalam kegiatan ukhuwah dan akidah ketaukhidan untuk
melihat ke bawah. TARGET Bagi kalangan remaja alias ABG ditawarkan cara cepat
menjadi salibritis yang kondang asal keluar dari kandangnya. Media massa dengan
berbagai acara tayangan saling libatkan ritual mistis (= salibritis) dunia lain
sebagai upaya mereka memperdayakan budaya dalam memperdayakan akidah. Belum
lagi yang mendayagunakan rangsangan sensual melalui goyangan ndangdhut atau
porno ragam berbagai versi.
Jika aparat keamanan mempunyai data adanya agen asing yang akan mengacaukan
Pemilu 2004, kita tak perlu heran. Malah membuktikan mereka tak perlu partai
politik, tak perlu meliwati sistem perwakilan. Mereka bisa bergerak mulai dari
mana saja, dimana saja, kapan saja. Mereka punya kekuatan yang mewakili
tangan-tangannya. Dunia pendidikan formal, lapangan kerja sampai perjodohan pun
telah diaduk-aduk sesuai warna mereka. Secara kualitas jaringan mereka berskala
internasional dan NKRI sebagai sasaran prioritasnya. Mereka tidak terpusat
dalam negara atau sistem, justru kitalah yang dijadikan pusat gerakan, sebagai
markas hidup yang siap dialihakidahkan dan dirancu ketaukhidan dengan pola
trinitas.. KONTRAPRODUKTIF Terkadang ketika kita melihat “hasilnya”, dalam
berbagai bentuk yang bisa kita lihat, kita saksikan, kita rasakan – bahkan
bagian dari anggota keluarga kita atau orang yang kita sayangi telah
terkontaminasi - kita baru sadar dan mau bersatu menggalang ukhuwah.
Menghadapai musuh bersama yaitu salibritis yang berbasis iblis tak ada kata
lain kecuali bersatu dalam semua aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Bagi partai politik yang berasaskan ukhuwah dan menjunjung
tinggi akidah dan ketaukhidan tak ada pilihan lain kecuali melakukan
konsolidasi ke dalam. Parpol gurem atau malah kontraproduktif sebaiknya
menyatukan pilihan atau suara. Jangan sampai hanya memburu kursi, paling lama
untuk lima tahun, malah kepentingan yang hakiki terabaikan.
Dampak reformasi terasa pada sistem organisasi pemerintah yang tak ada
jaminan akan berjalan secara mulus dan pada periode tertentu. Inilah salah satu
kepiawaian sang alternator dalam memainkan akidah seseorang. Secara berlapis
bisa menembus dasar akidah seseorang dan sulit dibuktikan adanya penetrasi yang
telah terjalin sejak dalam kandungan. Gerakan tanpa wadah, tanpa jejak ini
sangat berbahaya yang tahu-tahu sudah merajai kehidupan kita. Irama kita sudah
mereka pelajari dengan seksama, kekuatan dan kelemahan kita sudah dijadikan
pertimbangan operasional mereka. Mereka tak canggung untuk melepaskan seorang
anak gembalanya untuk di langgar, strategi dan taktik mereka ini sebagai
pancingan karena akan mendapatkan gantinya yang berlipat untuk disalip.
Akhirnya, pemurtadan alternatif ini secara kuantitas hasilnya hanya masalah
waktu. Akar serabut kehidupan ummat telah mereka kuasai yang akhirnya kita
tergantung pada kasih sayang mereka. Kelengahan sekaligus kepongahan kita yang
menjadikan kita tercerai berai, yang menyebabkan kita keropos dan ompong, yang
menghasilkan bahwa kita banyak dalam jumlah namun minim dalam bilangan.
SEMANGAT Kita tak perlu menunggu jatuhnya Imam Mahdi dari langit, mulai dari
diri sendirilah kekuatan itu. Kita harus bicara melalui kata dan fakta. Harus
berani melawan tirani, jangan takut kelaparan dan kemiskinan.
Belajar dari sejarah, bukan untuk lengah apalagi pongah – lihat ke depan
akankah kita biarkan diri kita di salip !!! Tak perlu menghujat, tak usah
mengumpat – amalkan ayat-Nya, rapatkan barisan dalam ukhuwah, semua akan bisa
kita atasi. Kapan lagi kalau tidak sekarang, sudah tidak ada hari esok, stok
iman kita sudah sampai lapis terbawah. Hanya nafas ini yang tak bisa
digadaikan. Perkuatan akidah dan ketaukhidan dimulai dari yang terkecil, yaitu
keluarga kita. Jangan sampai kita masuk golongan yang merugi, yang akan kehilangan
diri sendiri dan keluarga di dunia dan akhirat. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar