sugih utang ayo tang, tanggal siji ayo ji . . .
Semakin cepat semakin seru. Pihakan yang tidak cepat tanggap gayung bersambut. Terkena sanksi disoraki. Dimainkan antar kelompok atau dalam kelompok besar. Generasi usia murid SR saat itu, dilatih membuat kalimat. Memilih kata atau diksi yang anyar dan nyambung. Kulupa bait pembuka lagu. Dimulai dari kalimat apa saja untuk mempersulit lawan main.
Lanjut ke generasi multipartai. Ketimbang ketahuan ketidaktahuannya. Modal hafalan beberapa kata: “kecebong”, “kadrun”, “kampret” merasa gagah menjadi peolok-olok politik gratisan. Tahu Rp atau kursi menjadi kawanan pendengung, dipelihara oleh negara.
Petugas partai di awal bulan, tahu diri ambil gaji, honor, uang lelah, dsb. Pulang ringan tangan cuma nenteng amplop besar tapi kosong. Terkena pasal potongan, angsuran, cicilan, tagihan, bayar bunga, tunggakan jatuh tempo, sumbangan suka rela tanpa tekanan, pajak partai, biaya politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar