mau jujur, takut distigma agamais
Efektivitas daripada dasar negara selaku satu-satunya asas tunggal. Pagi biji kedelai, sore menjadi susu bubuk kedelai. Ekspor kedelai curah, kembali impor jadi tahu tempe. Tanpa kontrak bilateral sesama G-20, kirim bantuan pangan jagung dibalas hibah jagung pakan ternak. Impor garam industri dimungkinkan oleh kondisi industri politik dalam negeri over produksi.
Bagaimana daya juang perokok aktif berbarengan wajib bermasker. Politisi hemat bicara kian irit demi jaga mulut. Ujaran bebas lewat media sosial arus liar kian tidak terkendali. Corong penguasa taat asas “atas petunjuk bapak presiden”. Padahal petugas partai sesuai kebijakan partai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar