pahlawan dan manajemen kepancasilaan
Ketika sepasang telapak kaki ini tetap sanggup menahan tegak lurus tubuh, badan, jiwa-raga. Rawat jaga tetap ingat akan catat riwayat kelahiran dan pendirianmu. Kemana wajah ini akan kau arahkan. Rendahkan suaramu.
Adab bermasyarakat, berbangsa, bernegara seolah menjadi ajang formal meraih, menerima, saling rebut atau pasal pernasiban. Sekedar sebutan manusia seutuhnya. Lupa akan makna akal sehat apalagi tataran tawakal. Kriteria yuridis fomal kemanfaatan manusia, kemanusiaan. Merasa lebih mentereng, ngejreng terapkan ideologi global. Oplosan aliran metal, arus bawah tanah dengan muatan lokal.
Narasi religi manusia unggul, bisa-bisa bisa beda kuadran, bertolak belakang
dengan sertifikat formal. Berpapasan sebidang di jalur rel ganda. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar