peluang mencetak nista diri saat menyendiri
Piawai bergawai tidak dimonopoli kaum berijazah formal negeri model strata plus sertiikat ahli. Generasi bau kencur sudah mahir, terampil sebelum waktunya. Seolah tidak mau jadi korban sendirian, kelinci percobaan, sasaran acak. Kawanan cerdas politik tahu bau kursi. Kalkulasi politik beririsan dengan modus ujaran bebas sensor kata hati sendiri.
Tahu jika tangan menyenggol najis. Dicium untuk memperkuat dugaan diri. Tidak mau dengar istilah ‘katanya’. Kendati ujung jari tangan mampu bak meneteskan nila setitik ke susu sebelanga. Pihak korban terlapor malah mendongrak semangat liar. Pola tebar dan tabur fitnah dunia tanpa tatap muka. Gerakan kebangsaan sadar pasca 2024 menjadi dasar bangkitnya rawat dan ruwat nusantara. Rasa serba rasa menambah daya jelajah partai politik berorientasi masa lalu. Wilayah kerja mengadop skenario cikal bakal bakalan féderal.
. Waktu luang bisa menjadi bumerang bagi umat manusia, kita ingat riwayat dari Ibnu Abbas ra berkata, bersabda Rasulullah SAW : “Dua nikmat Allah yang tertipu olehnya kebanyakan manusia : nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” (HR Al-Bukhari). [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar