mata bukan untuk mengadili
Berarti ada proses hidup per-mata-an. Masuk teritorial hukum buatan manusia, kesaksianpun ada aturan main. Apalagi pasal per pasal. berbalik menambah catatan buruk, dosa. Kejujuran aplikasi fisik mata selaku penyaksi, tidak sekedar kasat mata.
Oleh karena itu ketika sebuah bahasa terbentuk (cetak, tulis atau ujar, cuap, tutur lisan), maka konteks sistem nilai per-mata-an menjadi maknawi. Indera mata, penglihatan hanya sebatas penyampai informasi visual ke hati.
Kebiasaan berpenglihatan secara berulang-ulang melalui proses hati. Mengarah ke pembentukan adab diri. Ungkapan “melihat” sebelum berkata dan bertindak adalah. Hati mengendalikan kemanfaataan mata. Mana yang wajb tonton dengan kapan harus tutup mata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar