ketika
kata hati bosan menyapa diri kita
Politik
Nasional, tepatnya postur politik Nasional ibarat tubuh, sudah tidak ada fungsi
kendali diri, fungsi kontrol diri, fungsi jaga diri, fungsi pemberi peringatan
dini, fungsi evalusasi diri sejak dini. Yang masih berfungsi malah alat kendali
dan kontrol jarak jauh.
Radar
diri masih ada. Jarang diasah, ditingkatkan kapasitasnya, diisi ulang,
lama-lama jadi lamban dan nyaris berkarat. Kabinet Kerja masih isu akan
dirombak, belum-belum ada parpol pesan kursi. Kalau perlu barter atau borong
kursi hak milik parpol lainnya. Namanya politik, menghalalkan segala pasal demi
mewujudkan impian. Modus operandinya bisa lebih dahsyat kekejamannya dibanding
ibu tiri mana pun. Jangan dibandingkan disandingkan dengan profesionalisme
Densus 88.
Kawanan
parpolis versi Revolusi Mental menggunakan rumus matematika : f (T) atau Fungsi
Tega. Jangan heran, tindak tanduk, tingkah laku, sepak terjang Koalisi
Pro-Pemerintah (jangan diartikan tidak ada Koalisi Pro-Rakyat) memang sesuai
jiwa, karakter, semangat era megatega. Bangsa dan negara menjadi tabung reaksi
uji coba antar kepentingan. Walau sama-sama penganut berhala Reformasi 3K
(kuasa, kuat, kaya). [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar