Halaman

Jumat, 01 Januari 2016

ketika kata hati bosan menyapa diri kita

ketika kata hati bosan menyapa diri kita

Politik Nasional, tepatnya postur politik Nasional ibarat tubuh, sudah tidak ada fungsi kendali diri, fungsi kontrol diri, fungsi jaga diri, fungsi pemberi peringatan dini, fungsi evalusasi diri sejak dini. Yang masih berfungsi malah alat kendali dan kontrol jarak jauh.

Radar diri masih ada. Jarang diasah, ditingkatkan kapasitasnya, diisi ulang, lama-lama jadi lamban dan nyaris berkarat. Kabinet Kerja masih isu akan dirombak, belum-belum ada parpol pesan kursi. Kalau perlu barter atau borong kursi hak milik parpol lainnya. Namanya politik, menghalalkan segala pasal demi mewujudkan impian. Modus operandinya bisa lebih dahsyat kekejamannya dibanding ibu tiri mana pun. Jangan dibandingkan disandingkan dengan profesionalisme Densus 88.

Kawanan parpolis versi Revolusi Mental menggunakan rumus matematika : f (T) atau Fungsi Tega. Jangan heran, tindak tanduk, tingkah laku, sepak terjang Koalisi Pro-Pemerintah (jangan diartikan tidak ada Koalisi Pro-Rakyat) memang sesuai jiwa, karakter, semangat era megatega. Bangsa dan negara menjadi tabung reaksi uji coba antar kepentingan. Walau sama-sama penganut berhala Reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar