Halaman

Senin, 04 Januari 2016

akankah daya moral politik pe-revolusi mental memasuki ambang bawah

akankah daya moral politik pe-revolusi mental memasuki ambang bawah

Bahasa politik sarat dengan fungsi kepentingan. Karena menyangkut nasib bangsa, negara dan masyarakat, para petarung dan petaruh di panggung politik, industri politik, syahwat politik  wajib patuh aturan main. Anak bangsa yang berebut simpati rakyat untuk meraih jabatan publik, sebagai wakil rakyat, kepala daerah dan khususnya kepala negara, jika ambisinya terpenuhi wajib menyelesaikan masa baktinya sampai tuntas.

Daya moral politik pelaksana revolusi mental, didominasi besutan dan hasutan kedengkian era megatega. Antar penyelenggara negara mufakat untuk mufakat, saling jagal, saling jegal. Doa restu bandar politik juara umum pesta demokrasi 2014 mengalahkan asas profesionalisme.

Daya moral politik pelaksana revolusi mental, kalah gertak dengan aroma politik yang mengutamakan, menomersatukan, mendahulukan dan mengedepankan asas kepatuhan, loyal, tunduk, taat pada kebijakan partai tanpa terbantahkan. Diatas segala kepentingan yang seolah pro-rakyat.

Daya moral politik pelaksana revolusi mental, secara formal dalam ikatan moral koalisi pro-pemerintah semakin membuktikan adanya gerilya politik yang menghalalkan dan melegalkan segala pasal, asal tujuan partai terwujud. Mengkorbankan kepentingan rakyat demi kepentingan partai. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar