Judul : Alhamdulillah, produk olah kata ke-1.000
Walau biasa menulis, bukan bisa menulis, kesulitan pertama dan
utama saat memulai menulis adalah mencari kalimat yang mendukung judul atau
tema. Ironisnya, mencari judul atau tema pun butuh pergulatan angan-angan yang
menyita energi dan kalori. Akhirnya, jika mau menulis, biarkan radar hati yang
menentukan.
Membaca yang tersurat dan
tersirat dari alam. Menggunakan panca indra untuk merekam kejadian peristiwa di
lingkungan. Serahkan ke mekanisme pasar. Kejadian yang nampak sepele, sederhana
namun mampu menggetarkan radar hati, sebagai pertanda. Tidak salah bahwa
peluang, kesempatan hanya datang sekali.
Membaca tulisan, berita;mendengar
orang liwat yang sedang ngobrol; melihat fakta melintas di depan hidung, bisa memancing ide, menguak gagasan,
menyingkap inspirasi lain untuk diungkapkan dengan ragam yang beda.
Proses mengolah kata,
memang harus diasah. Mendapatkan kalimat yang sederhana, enak dibaca, melalui
proses dan tahapan yang tidak sederhana. Resepnya adalah coba, coba lagi, dan
coba terus.
Walau ini judul sebagai produk
olah kata ke-1.000 dalam arti yang ditayangkan di blogspot pribadi. Bersyukur,
ada beberapa media yang telah memuat/menerbitkan olah kata saya. Lupa kalau
harus menyebutkan namanya.
Pepatah “tak ada gading
yang tak retak”, maksudnya tak semua daging dimasak enak. Pasti, tidak semua
hasil olah kata saya enak dibaca. Bahkan orang melirik pun enggan seratus
persen. Terbukti ada komen masuk. Karena bersifat oleh kata – tentunya jauh
dari nilai olah seni apalagi olah karya sastera – terbuka untuk diapakan saja.
Dengan karakter ini, saya tidak berbalas pantun. Pembaca lain yang akan
membalasnya.
Karena olah kata memadukan
unsur bahasa yang baku dengan berbagai komponen substansi yang terkadang tidak
homogen, komposit dan rasional. Ragam yang saya pakai, saya sendiri tidak tahu.
Yang penting enak dibaca. Selebihnya saya serahkan ke pembaca. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar