Sebuah ledakan besar
terjadi di kuil Erawan di distrik Chidlom di pusat kota Bangkok, Thailand hari
ini (17/08). Ledakan itu terjadi pada pukul 7 malam waktu setempat. Lokasi
ledakan terjadi di perempatan Rajprasong yang merupakan pusat demonstrasi
politik dalam beberapa tahun terakhir.
Koresponden BBC
menyebutkan bahwa kuil ini merupakan kuil terkenal, berlokasi di sisi sebuah
hotel berbintang lima. Serangan dengan bom seperti ini jarang terjadi di
ibukota Thailand tersebut.
Kepala polisi Prawut
Thavornsiri yang dikutip kantor berita AFP menyatakan bahwa ledakan itu
disebabkan oleh bom. "Saya bisa memastikan itu adalah ledakan bom,
tetapi kami belum bisa katakan apa jenisnya. Kami masih melakukan penyelidikan,"
katanya. (sumber : laman BBC.com 17 Agustus 2015)
BANGKOK - Juru bicara kepolisian Thiland,
Prawuth Thavornsiri mengatakan, ahli peledak yang meneliti residu dari bom
Bangkok menyatakan, bahan yang ditemukan memiliki bau seperti TNT, meski mereka
belum menerima hasil tes kimia.
Thavornsiri mengatakan, hingga saat ini belum
diketahui secara pasti jenis bom yang digunakan pelaku peledakan bom di kuil
Erawan apakah TNT atau C4, atau sebuah bom plastik. "Tapi para ahli
penjinak bom percaya jika inti bom tersebut berisi TNT berdasarkan kekuatan
ledakan dan baunya," ujarnya seperti dilansir Associated Press, Rabu
(26/8/2015). (sumber : laman international.sindonews.com Rabu,
26 Agustus 2015 − 19:07 WIB)
SIMPUL SEDERHANA
Andai pemerintah Thailand tahu langsung
betapa daya juang dan kinerja Densus 88 Republik Indonesia, yang gemilang
menembak mati calon teroris di TKP, yang gagah perkasa menggerebek sarang teroris
sambil ditayangkan langsung oleh media penyiaran TV, yang gagah cerdas menyidik
dan menyelidiki rumah terduga teroris untuk mencari bukti nyata.
Jika pemerintah Thailand mengantongi info betapa
daya juang dan kinerja Densus 88 Republik Indonesia, mampu mengendus bom
rakitan yang disembunyikan calon teroris lokal, atau berhasil melacak ‘benda
mencurigakan’ di tempat tak lazim maupun di tempat umum, atau yakin telah mendeteksi
gerakan radikal yang mengatasnamakan agama, yang akan berbuat perbuatan anarkis
di jalanan.
Misal pemerintah Thailand membaca rekam jejak
betapa daya juang kinerja Densus 88 Republik Indonesia, mampu melakukan tindakan
preventif, proaktif tanpa pandang bulu, tanpa pandang target, tanpa pandang
sasaran sehingga modus operandi serta ruang gerak (calon) teroris bisa dibatasi
atau dicegah secara sistematis, masif dan berkelanjutan sejak dini.
Seandainya pemerintah Thailand memanfaatkan pengalaman
internasional, patriotisme, daya juang, dan kinerja Densus 88 Republik
Indonesia, tanpa harus melalui kerjasama resmi, dimungkinkan kasus Bom Bangkok akan
segera terkuak secara terang-benderang.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar