Halaman

Kamis, 27 Agustus 2015

semangat ASEAN, bom Bangkok vs kinerja Densus 88


Sebuah ledakan besar terjadi di kuil Erawan di distrik Chidlom di pusat kota Bangkok, Thailand hari ini (17/08). Ledakan itu terjadi pada pukul 7 malam waktu setempat. Lokasi ledakan terjadi di perempatan Rajprasong yang merupakan pusat demonstrasi politik dalam beberapa tahun terakhir.

Koresponden BBC menyebutkan bahwa kuil ini merupakan kuil terkenal, berlokasi di sisi sebuah hotel berbintang lima. Serangan dengan bom seperti ini jarang terjadi di ibukota Thailand tersebut.

Kepala polisi Prawut Thavornsiri yang dikutip kantor berita AFP menyatakan bahwa ledakan itu disebabkan oleh bom. "Saya bisa memastikan itu adalah ledakan bom, tetapi kami belum bisa katakan apa jenisnya. Kami masih melakukan penyelidikan," katanya. (sumber : laman BBC.com 17 Agustus 2015)

BANGKOK - Juru bicara kepolisian Thiland, Prawuth Thavornsiri mengatakan, ahli peledak yang meneliti residu dari bom Bangkok menyatakan, bahan yang ditemukan memiliki bau seperti TNT, meski mereka belum menerima hasil tes kimia.

Thavornsiri mengatakan, hingga saat ini belum diketahui secara pasti jenis bom yang digunakan pelaku peledakan bom di kuil Erawan apakah TNT atau C4, atau sebuah bom plastik. "Tapi para ahli penjinak bom percaya jika inti bom tersebut berisi TNT berdasarkan kekuatan ledakan dan baunya," ujarnya seperti dilansir Associated Press, Rabu (26/8/2015). (sumber : laman international.sindonews.com Rabu,  26 Agustus 2015  −  19:07 WIB)

SIMPUL SEDERHANA
Andai pemerintah Thailand tahu langsung betapa daya juang dan kinerja Densus 88 Republik Indonesia, yang gemilang menembak mati calon teroris di TKP, yang gagah perkasa menggerebek sarang teroris sambil ditayangkan langsung oleh media penyiaran TV, yang gagah cerdas menyidik dan menyelidiki rumah terduga teroris untuk mencari bukti nyata.

Jika pemerintah Thailand mengantongi info betapa daya juang dan kinerja Densus 88 Republik Indonesia, mampu mengendus bom rakitan yang disembunyikan calon teroris lokal, atau berhasil melacak ‘benda mencurigakan’ di tempat tak lazim maupun di tempat umum, atau yakin telah mendeteksi gerakan radikal yang mengatasnamakan agama, yang akan berbuat perbuatan anarkis di jalanan.

Misal pemerintah Thailand membaca rekam jejak betapa daya juang kinerja Densus 88 Republik Indonesia, mampu melakukan tindakan preventif, proaktif tanpa pandang bulu, tanpa pandang target, tanpa pandang sasaran sehingga modus operandi serta ruang gerak (calon) teroris bisa dibatasi atau dicegah secara sistematis, masif dan berkelanjutan sejak dini.

Seandainya pemerintah Thailand memanfaatkan pengalaman internasional, patriotisme, daya juang, dan kinerja Densus 88 Republik Indonesia, tanpa harus melalui kerjasama resmi, dimungkinkan kasus Bom Bangkok akan segera terkuak secara terang-benderang.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar