pasangan tunggal di pilkada serentak, sabotase politik
vs politik sabotase
Kisah
nyata dari bagian utuh pilkada serentak, 9 Desember 2015, diungkap secara
cerdas oleh Mendagri, sebagai berikut :
“Soal Pasangan Tunggal di
Pilkada, Mendagri Sebut Ada Sabotase dari Partai”
Selasa 04
Aug 2015, 11:49 WIB
Pilkada Serentak
Taufan
Noor Ismailian - detikNews
Jakarta - Tujuh daerah terancam tak bisa menggelar Pilkada serentak tahun ini
karena hanya ada satu pasangan calon. Ironinya di beberapa daerah hal itu
terjadi karena ada calon yang mundur di detik-detik akhir pendaftaran.
Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut ada sebuah sabotase yang dilakukan pihak
tertentu yang berakibat tujuh daerah terancam batal ikut serta dalam Pilkada.
Hal itu dilakukan untuk menggagalkan calon kepala daerah yang memiliki
elektabilitas tinggi.
"Soal calon tunggal pasti ada sabotase. Sabotasenya itu contoh kalau
di Surabaya menggagalkan bu Risma. Mereka yang nyalonin di Pilkada sudah daftar
di KPU, jelas sabotase kok tiba-tiba menghilang," ujar Tjahjo usai
menyampaikan arahan kepada peserta PPSA XX 2015 di Lemhanas, jalan Kebon Sirih,
Jakpus, Selasa (4/8/2015).
Menurut Tjahjo di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, terdapat
salah satu calon yang mundur lantaran takut kalah dengan incumbent. Serta di
Surabaya, salah satu calon wakil walikota mengundurkan diri dan tiba-tiba serentak
menghilang.
"Awalnya rame-rame daftar sekarang hilang semua. Ini sabotase. Wajar
dong kalau saya menilai pasangan dan partainya melakukan itu (sabotase),"
ungkapnya kesal.
Selain Surabaya, daerah yang memiliki satu pasangan calon yakni Kabupaten Blitar
dan Pacitan (Jawa Timur), Kota Mataram (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Timor
Tengah Utara (Nusa Tenggara Timur), dan Kota Samarinda (Kalimantan Timur).
Sesuai peraturan KPU, Pilkada di tujuh daerah tersebut terancam ditunda
hingga tahun 2017.
(tfn/erd)
Akhiri
hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari
ini, di "Reportase Malam", Senin sampai Jumat pukul 00.30 - 01.00
WIB, hanya di Trans TV
Menurut kaca mata
dan bahasa rakyat :
Kesimpulan yang dilontarkan oknum Mendagri, lebih didominasi
jiwanya yang karatan, yang bulukan, yang bangkotan sebagai kawanan parpolis
dari parpol pemenang tunggal pemilu legislatif April 2014 sekaligus jagonya
menang meyakinkan di pilpres Juli 2014.
Kesimpulan yang dilutarakan oknum Mendagri akan sedikit berbeda,
jika ybs bisa menempatkan diri sebagai penyelenggara negara, bebas dari otak, akal,
logika politik. Bebas dari intervensi bandar politik yang memberikan makan,
bahkan jabatan bergengsi, walau hanya sebagai pembantu presiden.
Kesimpulan yang dijabarkan oknum Mendagri, tentu akan sangat beda
jika mendagri sebagai pejabat karir, atau sebagai militer dengan wawasan
nusantara dan teritorial. Daya nalar, daya analisa, daya olah kejadian sebagai
pembina parpol, pasti di atas rata-rata menteri lainnya. Karena sebagai
pemegang raport daerah.
Jika menuding ulah partai sebagai tukang sabotase, memang sudah ciri
dan karakter parpol. Tidak perlu dikatakan, rakyat sudah tahu sejak dulu. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar