Halaman

Jumat, 28 Agustus 2015

negara multipartai vs negara multikrisis

negara multipartai vs negara multikrisis

Anak bangsa yang berkategori rakyat jelata, wong cilik, warga negara klas tiga, keluarga pra-sejahtera, penduduk melarat bin miskin, masyarakat papan bawah, masyarakat berpenghasilan rendah, sudah bisa dan terbiasa kencangkan ikat pinggang di zaman Orde Baru. Di periode 2014-2019, perut rakyat menjadi tabung reaksi kemandirian pangan berbasis bahan baku impor.

Daya tahan rakyat sudah teruji menghadapi berbagai krisis atau multikrisis bahkan sampat tingkatan darurat. Krisis ekonomi sampai darurat gizi sudah menjadi menu harian,  krisis hukum sampai darurat Cicak vs Buaya sudah terbiasa menjadi kambing hitam, krisis politik sampai darurat Reformasi jilid 2 hanya dibutuhkan saat hari-H pesta demokrasi.

Ironis, para segelintir elit partai, seolah sudah kebal berbagai krisis, sehingga daya tanggap, kepekaan dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara menjadi semakin tumpul, majal.

Akankah karena partai politik (parpol) didirikan sekedar bisa ikut pesta demokrasi lima tahunan, sekedar memenuhi syarat demokrasi, bukan berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat, hasilnya banyaknya parpol identik dengan banyaknya krisis.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar