Humaniora Dibaca :477 kali , 1 komentar
Semangat Hijrah : Meningkatkan Kesalehan Individu Menuju Kesalehan Sosial
Ditulis : Herwin Nur, 13 November 2012 | 16:49
Makna Manfaat
Guru yang baik adalah yang sampai pensiun atau sampai akhir hayat tetap mendarmabaktikan potensinya sebagai guru. Tidak pernah alih fungsi, misal menjadi makelar mobil. Menambah profesi dianjurkan, untuk meningkatkan kadar ilmu pengetahuan. Bagaimana dengan manusia yang baik?
Rasulullah SAW bersabda, “Khairunnas anfa’uhum linnas(Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain).” (HR Bukhari dan Muslim). Dalam prakteknya, banyak ritual untuk menjadi manusia yang bermanfaat, dalam interaksi antar umat maupun hubungan manusia dengan Allah; melalui proses, butuh waktu tapi tidak harus tunggu tua. Faktor keturunan orang baik-baik merupakan modal awal, namun bisa terkontaminasi oleh lingkungan. Mendadak baik bisa terjadi, karena mendapat hidayah (petunjuk) dan inayah (pertolongan) dari Allah.
Artinya, untuk menjadi manusia yang bermanfaat, melalui jalur formal, menerus (menjadi guru, dsb) atau melewati jalur bebas dengan memanfaatkan potensi diri. Manfaat seperti apa yang berdampak pada kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat? Apakah hanya orang berilmu yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain?Dengan kata lain, derajat kemuliaan seseorang dapat diukur dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain.
Strata Kesalehan
Bermanfaat bagi orang lain dilakukan secara total, bukan karena kewajiban (misal karena jadi guru), sudah merupakan kebutuhan individu. Format dan bingkai kesalehan, dari batas minimal atau ambang bawah yaitu kesalehan individual sampai tingkat lanjut yaitu kesalehan komunal, kesalehan sosial.
Kita bergerak antara kesalehan individual dan kesalehan sosial. Hidup seolah sebagai takdir, atau kita mempunyai otoritas untuk mengolahnya dengan berbagai pilihan. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah, yaitu menjadikan manusia berkuasa di bumi. Di mana posisi kesalehan kita? Tanyakan pada diri ini apakah kita termasuk manusiawajib, sunah, mubah, makruh, atau malah manusia haram?
- Manusia wajib, ditandai dengan keberadaannya bisa memberi manfaat nyata bagi lingkungan. Islam menggariskan petunjuk bagaimana memuliakan tetangga. Ada adab yang harus diperhatikan. Juga ada hak-hak yang harus ditunaikan. Minimal kita bisa mengacu sabda Rasulullah saw :
“Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapannya dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa apa yang dilarang Allah" (Shahih Bukhari)
Substrata ini menujukkan manusia sudah bisa melakukan hijrah perilaku. Perilaku keseharian lebih banyak berbasis kebaikan dan membuahkan kebaikan juga, perwujudan akhlak yang baik. Tidak nampak sehari, banyak yang kehilangan. Kontribusinya menstimulasi asas manfaat.
- Manusia sunah, keberadaannya berdampak perubahan, tetapi kalau absen, tidak ada yang merasa kehilangan. Kontribusi dan interaksi dengan lingkungan masih bersifat formal, belum bisa kontak dari hati ke hati.
- Manusia mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Eksis atau bolos sama saja. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, tidak juga membawa mudharat. Muncul tidak menambah jumlah, pergi tidak mengurangi bilangan.
- Manusia makruh, keberadaannya justru membawa mudharat, membuat lingkungan tidak nyaman, merasa terganggu. Kalau ybs tidak ada, tidak berpengaruh. Masih jauh saja orang sudah berusaha menghindar bertatap muka.
- Manusia haram, keberadaannya malah dianggap sumber masalah, sedangkan ketiadaannya diam-diam diharapkan dan disyukuri. Terkadang, ybs datang malah membagi masalah, pergi meninggalkan masalah.
- Manusia wajib, ditandai dengan keberadaannya bisa memberi manfaat nyata bagi lingkungan. Islam menggariskan petunjuk bagaimana memuliakan tetangga. Ada adab yang harus diperhatikan. Juga ada hak-hak yang harus ditunaikan. Minimal kita bisa mengacu sabda Rasulullah saw :
Evaluasi diri, kita berada di strata yang mana? (Herwin Nur/Wasathon.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar