Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

Cara Sederhana Mengetahui Doa Terkabul

Humaniora     Dibaca :214 kali , 0 komentar

Cara Sederhana Mengetahui Doa Terkabul

Ditulis : Herwin Nur, 05 September 2013 | 16:37

Firman Allah    
            Allah akan memperkenankan doa hamba-Nya, ikhwal ini tersurat pada [QS Al Mu'min (40) : 60] : “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Kuakan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

Umat Islam wajib berdoa, untuk semua persoalan hidup di dunia maupun perjalanan hidup menuju kehidupan yang abadi.  Hal yang ringan, sederhana, remeh pun kita wajib berdoa.

Wajar kalau kita merasa sudah full doa, namun seolah Allah masih jauh dari memperhatikan doa kita. Karena kita terjebak pada redaksi ‘berdoalah kepada-Ku”, tanpa mengupas atau mengkaji rukun berdoa : keutamaan doa, perintah berdoa, etika berdoa (Ikhlas dalam berdoa,  berdoa antara suara pelan dan keras,  mengulang-ulang doa), waktu berdoa dan sebabnya, serta terkabulnya doa, dan sebagainya.

Sebaliknya, banyak pula manusia yang merasa bahwa keberhasilan dan sukses duniawinya akibat dari kerja kerasnya, akibat encernya otak, akibat banting tulang peras otak tak kenal waktu, akibat faktor keturunan.

Berdoa, jangan hanya mengacu pada satu ayat, perkuat dengan ayat lain, misal pada [QS Al Baqarah (2) : 186] : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Syarat dasar dalam proses berdoa adalah bahwa kita wajib memenuhi segala perintah-Nya. Berdoa tidak berdasarkan hukum sebab akibat. Terjalin interaksi dan komunikasi antara seorang hamba dengan Yang Maha Pencipta. Kita bahkan dituntut mampu mewujudkan kehambaan (ubudiyah) di hadapan-Nya. Sikap ubudiyah di balik doa agar kita tetap menjaga rasa hina, rasa fakir, rasa tak berdaya, rasa lemah dan rasa butuh.

Paket Doa
Doa, ikhtiar dan tawakal merupakan satu paket. Untuk hal kecil pun, apalagi rutin, manusia tidak luput dari wajib berdoa. Misal, jelang istirahat malam ada tuntunannya. Berwudhu, berdoa sebelum tidur. Di sinilah kita bisa merasa betapa Allah akan mengabulkan doa kita.

Niatkan diri untuk bisa bangun jelang subuh, untuk sholat malam. Ketika kita tidur, hukum Allah tidak berlaku, bahkan bisa sebagai proses dipanggil Sang Khaliq. Kita butuh kekuatan yang bisa membangunkan, sesuai niat. Dengung nyamuk di telinga kita sebagai pertanda tangan Allah membangunkan kita. Atau setan mengkencingi telinga kita agar lanjut lelap dan memperpanjang mimpi.

Redaksi doa bisa sesuai tuntunan agama, diperkaya dengan redaksi sesuai bahasa dan kebutuhan diri. Usai berdoa minta bisa bangun pagi dengan niatan ibadah, memulai kehidupan duniawi. Jika satu jam jelang subuh, hati, raga dan mata kita bisa terjaga, berarti Allah telah berkenan dengan doa kita.

Kondisi di atas, banyak kita alami nyaris tiap pagi, tanpa kita sadari adanya perhatian dan campur tangan Allah. Tanpa sadar pula kita telah menemukan formula, rumusan atau resep berdoa yang terkabulkan.

Modul Doa
Rasa syukur dengan segala ikhtiar, karena hasil merupakan hak prerogratif Allah, menjadikan kita peka bahwa berdoa adalah ibadah. Bangun pagi karena doa terkabul plus pengalaman individual, bisa jadi modul doa dan kita kembangkan, kita tingkatkan dimensinya dan stratanya sesuai tingkatan kebutuhan hidup dunia dan akhirat [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar