Humaniora Dibaca :214 kali , 0 komentar
Cara Sederhana Mengetahui Doa Terkabul
Ditulis : Herwin Nur, 05 September 2013 | 16:37
Firman Allah
Allah akan memperkenankan doa hamba-Nya, ikhwal ini tersurat pada [QS Al Mu'min (40) : 60] : “Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Kuakan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Umat
Islam wajib berdoa, untuk semua persoalan hidup di dunia maupun
perjalanan hidup menuju kehidupan yang abadi. Hal yang ringan,
sederhana, remeh pun kita wajib berdoa.
Wajar kalau kita merasa sudah full
doa, namun seolah Allah masih jauh dari memperhatikan doa kita. Karena
kita terjebak pada redaksi ‘berdoalah kepada-Ku”, tanpa mengupas atau
mengkaji rukun berdoa : keutamaan doa, perintah berdoa, etika berdoa
(Ikhlas dalam berdoa, berdoa antara suara pelan dan keras,
mengulang-ulang doa), waktu berdoa dan sebabnya, serta terkabulnya doa,
dan sebagainya.
Sebaliknya,
banyak pula manusia yang merasa bahwa keberhasilan dan sukses
duniawinya akibat dari kerja kerasnya, akibat encernya otak, akibat
banting tulang peras otak tak kenal waktu, akibat faktor keturunan.
Berdoa, jangan hanya mengacu pada satu ayat, perkuat dengan ayat lain, misal pada [QS Al Baqarah (2) : 186] : “Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran”.
Syarat
dasar dalam proses berdoa adalah bahwa kita wajib memenuhi segala
perintah-Nya. Berdoa tidak berdasarkan hukum sebab akibat. Terjalin
interaksi dan komunikasi antara seorang hamba dengan Yang Maha Pencipta.
Kita bahkan dituntut mampu mewujudkan kehambaan (ubudiyah) di
hadapan-Nya. Sikap ubudiyah di balik doa agar kita tetap menjaga rasa
hina, rasa fakir, rasa tak berdaya, rasa lemah dan rasa butuh.
Paket Doa
Doa,
ikhtiar dan tawakal merupakan satu paket. Untuk hal kecil pun, apalagi
rutin, manusia tidak luput dari wajib berdoa. Misal, jelang istirahat
malam ada tuntunannya. Berwudhu, berdoa sebelum tidur. Di sinilah kita
bisa merasa betapa Allah akan mengabulkan doa kita.
Niatkan
diri untuk bisa bangun jelang subuh, untuk sholat malam. Ketika kita
tidur, hukum Allah tidak berlaku, bahkan bisa sebagai proses dipanggil
Sang Khaliq. Kita butuh kekuatan yang bisa membangunkan, sesuai niat.
Dengung nyamuk di telinga kita sebagai pertanda tangan Allah
membangunkan kita. Atau setan mengkencingi telinga kita agar lanjut
lelap dan memperpanjang mimpi.
Redaksi
doa bisa sesuai tuntunan agama, diperkaya dengan redaksi sesuai bahasa
dan kebutuhan diri. Usai berdoa minta bisa bangun pagi dengan niatan
ibadah, memulai kehidupan duniawi. Jika satu jam jelang subuh, hati,
raga dan mata kita bisa terjaga, berarti Allah telah berkenan dengan doa
kita.
Kondisi
di atas, banyak kita alami nyaris tiap pagi, tanpa kita sadari adanya
perhatian dan campur tangan Allah. Tanpa sadar pula kita telah menemukan
formula, rumusan atau resep berdoa yang terkabulkan.
Modul Doa
Rasa
syukur dengan segala ikhtiar, karena hasil merupakan hak prerogratif
Allah, menjadikan kita peka bahwa berdoa adalah ibadah. Bangun pagi
karena doa terkabul plus pengalaman individual, bisa jadi modul doa dan
kita kembangkan, kita tingkatkan dimensinya dan stratanya sesuai
tingkatan kebutuhan hidup dunia dan akhirat [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar