Halaman

Kamis, 02 Desember 2021

mengkritik tidak berdosa, sanksi hukum rimba bicara

 mengkritik tidak berdosa, sanksi hukum rimba bicara

 Hukum buatan manusia sarat dengan pesanan dari pihak tertentu dan dari arah tak terduga. Pasal, ayat, huruf sampai sub-sub tinggal dipas-paskan. Tukang ketik berperan ganda, berani terima tantangan. Utamakan tekanan ban luar. Masa lapuk karet ban sekitar lima tahun. Nilai jual politisi bak petugas partai, tahun pertama korting 20%.    

 Bedanya, penguasa dunia kriminal memang tak ada periode waktu jabatan. Selain ada ‘putera mahkota’, mereka menggalang orang kepercayaan bermain di semua lini. Daya cengkeram mereka sampai level paling bawah. Model bagi sembako gratis. Ke atas utawa daya jangkau, mereka tak sungkan, malu, risi, terang-terangan pasok dan kirim upeti.

 Walhasil, asumsi sejarah semakin meyakinkan bahwa kelompok minoritas di NKRI bukan yang lemah, miskin, bodoh. Kalah jumlah tapi menang kaya, kuat, kuasa. Minimal dengan faktor kaya finansial, keuangan, ekonomi mampu menjadikan anak bangsa pribumi, kaum bumiputera, putra-putri asal daerah ini menjadi apa saja. Kelompok minoritas dimaksud semakin menunjukkan jati dirinya sebagai komponen bangsa yang mendominasi tatanan tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Merahnya sang Merah-Putih menjadi semakin merah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar