walau tubuh acap mengingatkan, kutetap tak paham
Cerminan diri yang kasat mata layak dipercaya cuma cermin datar. Alih posisi kanan dengan kiri tidak masalah. Terbiasa dengan bias diri. Cermin kehidupan menyelubungi kemanusiaan seutuhnya tak pernah mengeluh. Bau peluh bukan dalih mangkir dari kewajiban jaga jarak.
Saat manusia terlelap malam. Tubuh kian berkinerja. Koordinasi antar anggota sampai cel-cel yang ganti setiap saat. Bebas hukum agama, organ vital tidak mau semau gue. Salah posisi tidur, igauan sampai ingin ke belakang, alarm diri tetap setia.
Prioritas cek
status diri skala dunia mengawali hidup harian. Tidak ada yang lebih penting. Rasa
syukur bisa bangkit pagi dari “kematian”. Terhindarkan diri dari bencana agar sadar
diri sedini mungkin serta tahu siapa yang punya kuasa atas diri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar