efektivitas menyingkirkan, duri di jalan vs paku ning ratan
DASAR KEIMANAN
"Hai Abu Hurairah! Singkirkanlah duri dari jalan yang akan dilalui orang yang lebih mulia darimu, lebih kecil darimu, lebih baik darimu, dan bahkan orang yang lebih buruk darimu. ika engkau berbuat demikian, niscaya Allah membanggakan engkau kepada para malaikat-Nya. Dan barangsiapa dibanggakan Allah kepada para malaikat-Nya, niscaya ia muncul pada Hari Kiamat dalam keadaan aman dari segala yang buruk." Demikian suatu hadis Nabi Muhammad SAW. (cuplikan laman khazanah Republika.co.id, Jumat 17 May 2019 19:36 WIB)
Nabi Muhammad SAW bersabda, iman terdiri atas 70 bagian. Yang tertinggi adalah laa ilaaha illa Allah. Yang terendah adalah menyingkirkan duri di jalan. (cuplikan laman khazanah Republika.co.id, Jumat 05 Apr 2019 23:25 WIB)
Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwa keimanan itu memiliki tujuh puluh bagian. Bagian tertinggi ialah kalimat Lâilâhaillallâh, sedangkan bagian terendah ialah menyingkirkan duri di jalan. (Sumber: https://islam.nu.or.id/ubudiyah/jangan-remehkan-kebaikan-walau-hanya-singkirkan-duri-di-jalan-HfP0n)
SATUNYA NIAT DENGAN RENCANA
Bahasa manusia menyuratkan plus menyiratkan hakikat “duri di jalan”. Di lingkungan kompleks tempat tinggal, bukan hanya duri di jalan. Mulai tahi kucing atau berak anjing, sampah bongkaran bak sampah oleh siapa saja.
Skala bermasyarakat, kita pun secara tidak sengaja, tidak kita ketahui menjadi “duri kehidupan”. Persaingan bebas dj jalanan. Antar sesama pengadu nasib harian, adu nyali
Jadi kalau rencana niatan jumpa duri di jalan, bahkan yang lebih besar. APBN/APBD plus ULN untuk bangun jalan dan jembatan. Maka ada pihakan akan menerima manfaat sebesar-besarnya, terukur secara Rp. Bahkan mendongkrak karier. Waspada sedini mungkin, lebih berhati-hati dengan “duri-duri jebakan” di jalan lalu lintas.
Duri bernegara adalah pasal yuridis formal konstitusional. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar