ketemu gedhé ojo rumongso luwih gedhé
Orang tua karena faktor umur, usia pernah merasakan nasib menjadi anak muda, pemuda. Ngemut kalender, wujudan korelasi fisik dengan umur. Sebaliknya, generasi muda belum tentu berketerusan secara alami dapat masuk bursa generasi tua.
Keketuaan generasi tua nusantara gagal paham akan makna sistem rotasi kepemiminan nasional.
Demokrasi terpaku pada patokan baku dan kaku. Tapi multitafsir. Modus rebutan, jaga kursi dan rebut kembali kekuasaan lewat daripada pesta demokrasi. Masih hangat ingat tajuk “pengombang-ambing ambang batas pencalonan presiden 2024, sabotase politik vs teror HAM”.
Bicara soal generasi (cepat matang luar vs malas gedhé) tidak akan lepas dari pasal fakta bencana politik nasional. Simak dengan bijak, pergerakan aksi politik arus atas selang waktu antara G30S 1965 PKI sampai pada reformasi 21 Mei 1998. Kondisi ini menjadi acuan tren politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar