dékadénsi moral politik di kalangan pemilih pemula 2024
Bukan asas praduga tidak bersalah. Postulat praktik demokrasi nusantara menunjukkan gejala dimaksud. Dua RI-2 berlanjut ke RI-1 di sisa periode selaku pengganti. Petahana presiden ikut laga pilpres 2004. Masih belum mampu mewarnai corak politik. Pamor kepala daerah menanjak menjadi kepala negara. Tidak memberi efek dan sentimen positif. Kendati sempat dua periode berturut-turut.
Stigma petugas binaan partai politik berkebutuhan khusus. Kiranya karier politik masih asing di peta politik nusantara. Dominasi paham bahwa kekuasaan bisa diwariskan. Arisan politik dinasti. Curi start jelang pilpres 2024, bak pamer sebegitunya martabat pantat.
Perkuatan ”ini berita aspal (aseli tapi palsu) subversi nusantara, ganti”. Menjadi daya andalan mutakhir, terakhir.
Parpol pemula berharap-harap cemas. Pemilih pemula cemas berharap-harap. Kalau memakai metode dikawinsilangkan, akan menghasilkan rasa yang tanpa rasa.
Pengombang-ambing ambang batas pencalonan presiden 2024. Sigap obral negara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar