presiden
dan WTP (Wajib Tanpa Persyaratan)
Memilukan plus memalukan. Bayangkan,
masih ada sisa pemahaman kalau kinerja presiden plus/minus wapres dengan
barisan pembantunya, dianggap sebagai prestasi luar biasa. Bahkan bisa
mengalahkan karya nyata presiden periode sebelumnya.
Hasil, capaian, raihan, perolehan sebagai presiden adalah karena kewajiban semata. Sudah dipilih rakyat. Ditunjang aneka fasilitas dan kemudahan, nek ora iso kerjo, yo bangeten tenan.
Ukuran dan tolok ukur berdasarkan kuantitas,
terukur. Mulai dari panjang jalan terbangun sampai berkurangnya pengangguran
per desa/kelurahan. Kebijakan barang kebutuhan dasar rakyat dengan satu harga.
Menyoal bagaimana perwujudan
masyarakat adil, makmur, sejahtera serta seabreg jargon politik, tergantung
pengkabaran. Karena, korporasi ahli penebar, penabur fitnah dunia telah menyatu
dengan modus penguasa. Mereka tahu betul pola ABS atau AJUR (Asal JUragan
Remen). Tak heran, semboyan revolusi mental yang sudah merasuk ke tulang sumsum
adalah “sendiko dawuh”.
Memanfaatkan karakter dan
spesifikasi daya ideologi presiden, terlihat nyata ada profesi presiden senior
sampai adanya bolo dupak, cecungguk, begundal, gedibal utawa relawan utawa
pasukan berani mati wani piro.
Alkisah, memasuki tahun politik 2018
dan 2019, penguasa sudah melakukan modus, manuver berbasis percepatan.
Tahukan kawan, kalau loyalis Jokowi
sudah total jenderal. Jangan lupa, faktor penentu di qolbu brayat rakyat. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar