Halaman

Jumat, 01 Desember 2017

Mewujudkan Bangsa dan Rakyat Sehat Dengan Cara Sehat



Mewujudkan Bangsa dan Rakyat Sehat Dengan Cara Sehat

Masyarakat adil dan  makmur menjadi tujuan pembangunan nasional. Namun karena dinamika bangsa dan rakyat serta tuntutan dan tantangan zaman, maka pemerintah mengutamakan terwujudnya bangsa dan rakyat sehat.

Ternyata, Indonesia terkini sedang dan akan mengalami periode bonus demografi,  2012 hingga 2035,  akibat dari lebih besarnya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan usia nonproduktif, Bonus yang sedang dinikmati oleh NKRI  menawarkan peluang sekaligus membuka tantangan yang sangat besar

Di periode Orde Baru, pemerintah melalaui pola Pembangunan Lima Tahun (pelita) dirasa cukup peduli dalam mengelola persoalan kependudukan dengan segala persoalannya.  Berbagai  kebijakan yang, bersifat terintegrasi antar instansi, demi mewujudkan  kualitas penduduk yang sejajar dengan negara lain.

Ironis binti miris, rentetan penguasa di era reformasi, masalah kependudukan justru seolah menjadi beban pembangunan. Pola pendekatan pembangunan karakter bangsa lebih bersifat politis, populis. Semangat otonomi daerah sepertinya tidak mengutamakan  otonomi pengelolaan penduduk.

Akhirnya, di periode 2014-2019, rakyat hanya diposisikan sebagai permanent underclass, uneducated people dan/atau mastarakat kurang beruntung. Pemerintah lebih mengacu pada daya sosial dan ekonomi kelompok masyarakat menengah ke atas.

Bahasa pembangunan berbasis bangsa dan rakyat adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Didukung oleh wakil rakyat yang mengutamakan agar rakyat di daerah pemilihannya bisa sejahtera. Kendati derajat kesejahteraan diawali, dimulai dari diri wakil rakyat.

Berbagai program/kegiatan berbasis sejahtera terkait langsung dengan rakyat sehat. Dengan rakyat sehat maka produktivitasnya diharapkan semakin meningkat. Masalahnya, untuk mewujudkan rakyat sehat perlu dukungan anggaran dan sistem pelaksanaan yang sehat. Kampanye politik ‘pendidikan gratis dan kesehatan gratis’ bukan sekedar daya pemikat calon pemilih. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar