Halaman

Minggu, 24 Desember 2017

bukan fakta bukan fitnah : TOTAL JENDERAL



bukan fakta bukan fitnah : TOTAL JENDERAL
 
Tak ada kaitanya dengan kepangkatan, semisal marsekal, laksamana atau apalah. Bahasa memang sebagai ekspresi hal-hal yang tabu kalau diungkapkan apa adanya. Terserah pembaca yang budiman untuk menafsirbebaskannya.

Agar tak jauh melenceng, boleh saja memakai KBBI atau primbon bantal jemur. Agar rasa penasaran yang menggelegak sampai ubun-ubun. Jangan berandai-andai, jadi ada total kopral.

Karena sudah ada perjuangan “Kopral Djono”, mungkin bagsa ini lebih bergengsi dengan sebutan jenderal. Doeloe ada film anak-anak “Jenderal Kancil”.

Berkat ramuan politik, pangkat jenderal bisa diraih tanpa mengindahkan sistem karir. Identik di panggung politik. Tak perlu berkeringat, menumpang nama besar orangtua, terjadi percepatan, katalisator positif yang memendekkan waktu juang.

Tapi, ingatkan akan peribahasa jer basuki mawa béa.

Biasanya, manusia dan/atau orang di Indonesia memang sangat tahu rasa berterima kasih. Artinya, jika diberi nikmat dunia oleh penguasa. Kendati pasal berlaku pasal diwènèhi ati ngrogoh rempela. Karena sudah dari sono-nya punya bakat  ésuk dhelé soré témpé.

Akankah di tahun politik, tak disangka mèntal témpé malah disanjung. Namanya politik jenderal. Siap! [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar