Dilema
Cerdas Ideologi, Parpol Bayaran vs Pemilih Bayaran
Suatu ketika, ketika itu adalah
oknum ketua umum sebuah partai politik yang mempunyai hak prerogatif,
mengadakan jumpa loyalis. Awal acara tampak meriah, diselingi teriakan yel-yel “hidup
pimpinan, semoga panjang umur”.
Namun begitu sang komandan angkat
bicara, langsung hadirin rapat sendiri dalam beberapa kelompok besar. Merasa pidatonya
tak disimak, juragan marah berat. Segera memerintahkan punggawanya untuk
mengatur peserta rapat.
Selidik punya selidik, ternyata di undangan
hanya tertera jumpa dengan yang punya perusahaan politik keluarga. Honor sesuai
dengan acara yang tertulis resmi. Daripada dengar ucap dan cuap sang juragan,
yang nyaris sama disetiap acara yang tak sama, kebih baik baca fotokopiannya.
Kasus di atas terjadi di dalam ruang
yang ber-ac. Jangan bayangkan apa yang terjadi jika dilaksanakan di ruang
terbuka, lapangan. Soal elit parpol hadir, tidak menjadi sorotan dalam olahkata
ini.
Nyatanya, di periode atau éra mégatéga
ini aneka versi gonjang-ganjing politik bisa terjadi.
Lantas kenapa ada parpol bayaran. Sederhanya
saja deliknya kawan. Manusia ekonomi Nusantara tapi klas dunia, minimal swasta
multinasional, mempunyai berbagai kepentingan. Diharapkan pihak yang dianggap
bisa memberi keuntungan adalah kebijakan pemerintah. Pemerintah identik dengan
parpol maupun koalisi parpol pro-banget dengan pemerintah.
Kebetulan jika di tahun pertama
periode 2014-2019, ada petinggi parpol loyalis tulen penguasa berurusan dengan
KPK. Hukum sepertinya berjalan. Apa tidak ada campur tangan “buaya” atau ada
skenario lain. Sepak terjang parpol ini semakin nyata karena sebagai loyalis
total penguasa, dengan serta merta mendukung tanpa imbalan agar penguasa lanjut
ke babak terakhir.
Lengkap sudahlah tata niaga
kepolitikan Nusantara. Lucunya, malah semakin membuktikan bahwasanya manusia
ekonomi yang sejatinya mengatur negara ini. Mereka tak perlu kenal atau punya
kerabat pejabat. Dengan kekuatan Rp semua urusan bisa diatur. Sesuai tarif dasar
atau kompromi. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar