bukan
fakta bukan fitnah : SPEKULAN POLITIK
Jelang tahun politik atau dua tahun
terakhir periode 2014-2019, sudah tergejala pratanda. Manusia ekonomi
dipastikan yang akan menang dalam setiap fragmen gonjang-ganjing politik.
Argo biaya politik melaju tak
terkendali. Puncakm klimaksnya bukan pada hari-H pemilu serentak. Justru siapa
yang dinyatakan secara manusal memperoleh suara “terbesar” – tentunya dari wajah
yang itu-itu saja – persoalan bangsa akan semakin pelik.
Penguasa sudah mencanangkan peta
politik pukul rata, total jenderal, digenapi maupun hitung mundur.
Jelasnya, korporasi penabur dan
penebar fitnah dunia, akan mengeduk untung dan keuntungan. Pihak yang
diharapkan sebagai pengayom dan pengayem masyarakat malah bak pagar makan
tanaman.
Gerakan politik apapun bentuknya tak
akan lepas dari pola nasakom-nya Bung Karno. Ideologi tak ada matinya.
Anak bangsa mudah terpesona dengan
gaya hidup asing.
Yang sedang asyik terjadi, penguasa dan elit
politik sengaja buka diri untuk dicekoki ideologi asing. Perulangan,
pengulangan modus politik ala Jokowi plus/minus JK akan semakin terbuka, nyata,
dan berdaya saing tinggi. Kalkulasi politik ditentukan sistem hitung rugi-nya
manusia ekonomi. Itu saja. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar