Halaman

Selasa, 19 Desember 2017

dadu politik Golkar, loyalis penguasa vs loyalis penguasa



dadu politik Golkar, loyalis penguasa vs loyalis penguasa

Golkar tetap Golkar. Dibandingkan dengan zaman Orde Baru, pemerintah presiden Suharto, hanya beda nomenklatur. Dibandingkan dengan sebuah parpol pendatang baru di pesta demokrasi 2014, seperti sami mawon.

Kelakuan Golkar di éra mégatéga, semakin membuktikan bahwa Golkar memang sebatas sebagai kendaraan politik serta mencetak sempalan yang berkibar.

Karena pergaulan bebas politik terbuka atau memang dari sono-nya bahwa Golkar berorientasi, berdasarkan potensi tokoh. Rahasia pedagang keliling kalau manusia ekonomi yang menentukan nasib Golkar.

Kejadian ada dua kubu atau betapa ambisi faksi, memang menjadikan Golkar tidak sempat menapakkan dan menampakkan ideologinya.

Golkar mirip perusahaan yang bergerak di bidang jasa pemerintahan.

Karya yang jadi andalan Golkar apakah sesuai karya nyatanya atau sekedar mengkuti selera zaman.

Memangnya Golkar seperti Baladewa ilang gapité. Ataukah jiwanya tersandera masa lampau. Seperti dinosaurus yang keberatan, kebesaran badan. Tidak seksi, tidak menggiurkan namun bisa jadi karena faktor X, tetap eksis.

Rekam jejak dan kisah sukses Golkar seolah malah menujukkan daya dan gaya panggung. Agaknya Golkar tidak bisa streil dari praktik politik bersih. Aroma irama para petugas partai yang super heterogen,malah memposisikan Golkar di antara penguasa dan rakyat. Berpijak tak menapak, bergantung tak meraih. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar