Halaman

Minggu, 03 Desember 2017

ghibah politik vs dosa politik jariyah



ghibah politik vs dosa politik jariyah

Bangsa pribumi dengan berbasis tepo sliro, mampu memahami apapun bentuk kejadian akibat ulah segelintir elit politik. Walau perih hati maupun perih perut serta perih mata, semua diendapkan tanpa protes.

Bangsa pribumi dengan buta politik namun jiwa kebangsaan tetap menyala, tanpa komando medoakan agar ketua nasional barisan wakil rakyat – semacam Ketua DPR sekarang – segera mendapat keadilan dan pengadilan dari langit atas. Mengandalkan kinerja pihak berwenang, pihak berwajib, aparat penegak hukum, ibarat menebah buah manggis. Bau busuk walau dikemas dengan aroma irama politik klas istana, tetap menyebar tanpa bisa direkayasa.

Bangsa pribumi yang mana dimana tempat terjadinya sila-sila Pancasila, tak sakit hati kalau hanya diposisikan sebagai permanent underclass, eneducated people, masyarakat kurang beruntung atau sebutan lainnya. Menjaga wibawa negara serta demi rangkaian proses menyejahterakan penguasa maka fungsi rakyat hanya sebatas untuk syarat memperbanyak utang luar negeri.

Bangsa pribumi tetap loyal kepada bangsa dan negara, siapapun pihak yang memerintah, penguasa lima tahunan. Siap dijadikan kambing hitam atau dijadikan tabung reaksi atas berbagai kebijakan pemerintah di ketahanan pangan.

Bangsa pribumi mampu memilah dan memilih mana hasutan politik, mana bujukan setan politik. Kendati loyalis ketua umum sebuah partai politik, penderek setia yang bukan kader parpol, dengan buta hati menjadikan  tindak pikir, tindak tutur, tindak laku penguasa seolah bak panutan total. Dosa politik akibat sikap kawanan loyalis menjadikan dosa politik jariyah bagi pencetusnya, pemrakarsa.

 Bangsa pribumi dengan etika berbangsa, bernegara, bermasyarakat tak akan menggunjing atau ghibah apa saja yang dilakukan oleh komponen penguasa dari unsur partai politik. Jangan sampai terjadi, segelintir elit politik menumpuk dosa politik, malah rakyat yang masuk neraka karena gemar ujar ghibah. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar