Halaman

Senin, 25 Desember 2017

pesta nikah dengan pola USDEK



pesta nikah dengan pola USDEK

Lokasi kejadian yang sudah terjadi di dusun Bongkotan, desa Tegalampel, kec Karangdowo, kab Klaten, prov Jawa Tengah. Disebut dengan lokasi Juwiring. Hari itu, ahad 24 Desember 2017. Datang untuk mengukuti acara ngunduh mantu – bukan unduh file di internet – yang mana disitulah adat Jawa masih dilestarikan.

Undangan tertera mulai pukul 09:00. Pas datang sedang ada acara siaran langsung di ruang yang ada sepasang pengantin plus orangtuanya. Pasti tidak diiringi orgen tunggal dengan ndangdhut-an. Samrohan dengan bahasa Jawa, lengkap dengan orkes musiknya. Tamu dapat melihat suasana ruang pengantin liwat jasa  layar kaca.

Tuan rumah hajatan adalah saudara suami kakak sepupu yang mengajak kami. Walhasil kami sebagai tamu yang tak dikenal oleh keluarga. Duduk di barisan depan, pas jalan menuju ruang pengantin.

Pesta nikah di rumah, bukan resepsi berdiri. Mungkin karena musim nikah, ada tetangga punya acara mirip.

Kami duduk di barisan keluarga. Duduk manis sambil membaca situasi, siapa saja yang hadir. Tidak tampak lokasi tempat hidangan. Baru hitungan menit, disuguhi segelas teh manis hangat. Mau tak mau, langsung diseruput.

Kebijakan lokal dengan pola USDEK sudah dimulai. “U” adalah unjukan (bahasa Jawa, artinya minuman). Gelas kami taruh di meja, di barisan kedua.

Mungkin karena kedatangan kami lebih dari waktu yang diundangkan, maka kami tidak kebagian “S” yaitu suguhan berupa makanan ringan jajanan pasar.

Jadi kami langsung ke tahap “D” utawa dahar. Nasi cetak putih-kuning dengan lauknya. Jangan lupa, sayur sop lokal. Bahan sop dibungkus adonan telur dadar. Disajikan di piring dengan kuah ala kadarnya.

Usai piring nasi diletakkan di bawah kursi. Bukan makan cepat, tetapi lebih karena porsinya sederhana. Datanglah semangkok kecil es dengan isinya. Paket ringan  ini disebut “Es”-nya dari “E” usdek.

Ternyata, dengan keluarnya “Es” sebagai pertanda ybs siap menerima syarat untuk “K” alias kundur, pulang. Tidak ada acara foto bareng pengantin. Pulanglah kami, meliwati tetangga yang juga punya hajatan. Tamu sedang pegang mangkok kecil putih. Agaknya, catering-nya sama.

Singkat kata, pukul rata, total jenderal bahwasanya acara dimaksud di atas tidak mubazir dari berbagai aspek.

Jelang pukul 11:00 waktu setempat. Sambil tunggu driver, kami bertiga duduk ngobrol di bok. Jangan-jangan sang driver memanfaatkan kondangan lainnya. Kebanyakan rumah tanpa pagar. Sebelum melaju kami sempatkan foto berlatar belakang sawah. Wisata ke kondangan masih dikompliti dengan buah tangan untuk kakak sepupu. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar