pesta
nikah dengan pola USDEK
Lokasi kejadian yang sudah terjadi
di dusun Bongkotan, desa Tegalampel, kec Karangdowo, kab Klaten, prov Jawa
Tengah. Disebut dengan lokasi Juwiring. Hari itu, ahad 24 Desember 2017. Datang
untuk mengukuti acara ngunduh mantu – bukan unduh file di internet – yang mana disitulah
adat Jawa masih dilestarikan.
Undangan tertera mulai pukul 09:00. Pas
datang sedang ada acara siaran langsung di ruang yang ada sepasang pengantin
plus orangtuanya. Pasti tidak diiringi orgen tunggal dengan ndangdhut-an.
Samrohan dengan bahasa Jawa, lengkap dengan orkes musiknya. Tamu dapat
melihat suasana ruang pengantin liwat jasa layar kaca.
Tuan rumah hajatan adalah saudara
suami kakak sepupu yang mengajak kami. Walhasil kami sebagai tamu yang tak
dikenal oleh keluarga. Duduk di barisan depan, pas jalan menuju ruang
pengantin.
Pesta nikah di rumah, bukan resepsi
berdiri. Mungkin karena musim nikah, ada tetangga punya acara mirip.
Kami duduk di barisan keluarga. Duduk
manis sambil membaca situasi, siapa saja yang hadir. Tidak tampak lokasi tempat
hidangan. Baru hitungan menit, disuguhi segelas teh manis hangat. Mau tak mau,
langsung diseruput.
Kebijakan lokal dengan pola USDEK sudah
dimulai. “U” adalah unjukan (bahasa Jawa, artinya minuman). Gelas kami taruh di
meja, di barisan kedua.
Mungkin karena kedatangan kami lebih
dari waktu yang diundangkan, maka kami tidak kebagian “S” yaitu suguhan berupa makanan ringan
jajanan pasar.
Jadi kami langsung ke tahap “D”
utawa dahar. Nasi cetak
putih-kuning dengan lauknya. Jangan lupa, sayur sop lokal. Bahan sop dibungkus
adonan telur dadar. Disajikan di piring dengan kuah ala kadarnya.
Usai piring nasi diletakkan di bawah
kursi. Bukan makan cepat, tetapi lebih karena porsinya sederhana. Datanglah semangkok
kecil es dengan isinya. Paket ringan ini
disebut “Es”-nya dari “E” usdek.
Ternyata, dengan keluarnya “Es”
sebagai pertanda ybs siap menerima syarat untuk “K” alias kundur, pulang. Tidak ada acara
foto bareng pengantin. Pulanglah kami, meliwati tetangga yang juga punya
hajatan. Tamu sedang pegang mangkok kecil putih. Agaknya, catering-nya
sama.
Singkat kata, pukul rata, total
jenderal bahwasanya acara dimaksud di atas tidak mubazir dari berbagai aspek.
Jelang pukul 11:00 waktu setempat. Sambil
tunggu driver, kami bertiga duduk ngobrol di bok. Jangan-jangan sang driver
memanfaatkan kondangan lainnya. Kebanyakan rumah tanpa pagar. Sebelum melaju
kami sempatkan foto berlatar belakang sawah. Wisata ke kondangan masih
dikompliti dengan buah tangan untuk kakak sepupu. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar