watak dasar manusia, semakin berakal kian kurang akal
Efektvitas mengandalkan masukan, asupan, informasi, dengar-dengar, katanya pada sistem pendidikan nasonal berencana. Perkembangan pemanfaatan daya otak, sebatas calistung. Alamiah sesuai pertambahan panjang umur yang konsisten sesuai deret hitung.
Alergi membaca ayat alam. Beban diri mengunakan bahasa langit. Dogmatis bahwa 5x5 sama dengan lima kuadrat.
Umat penganut Islam nusantara. Peka terhadap perubahan alami yang pelan-pelan sedang berada di jalur protokol sehat jiwa raga. Pergerakan senyap tapi pasti. Kian mencengkeram ketika dalil ikan busuk mulai dari “kepala” alias penguasa. Betapa penguasa bermain di dua pihak. Satu pihak mencegah tangkal gerakan teroris dengan cara teror berkebangsaan. Sejalan dengan lapang dada membuka lapangan cipta kerja bagi tenaga kerja mancanegara. Pihak lain ini menjadi andalan ramah mégatéror.
Memupuk émpati vs menumpuk antipati. Saat praktik, bisa diimprovisasi secara dinamis. Ditambah bumbu penyedap tanpa dosis agar atraktif, agresif, agitatif. Menggusur pariwara produk yang tak dibutuhkan, tak diperlukan. Perkuat dengan bahasa tubuh atau mimik berhiba-hiba.
Tingkat kandungan komponen lokal, dalam negeri otak manusia, tepatnya kemanfaatan hanya sebatas pokoké kétok mikir. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar