Halaman

Sabtu, 07 Mei 2022

pelantar mbokdé mukiyo, dudu penelantar

 pelantar mbokdé mukiyo, dudu penelantar

 Tajuk berdiri “pe(ne)lantar rakyat terang tanah, gelap tanah”. Tersurat dan tersimpan di laptop diri date modified 5/5/2021 8:33 PM.

Masa kunyah mulut sebanding dengan energi bukaan mulut. Peluncur pelancar olok-olok politik hingga sampai pada pembunuhan karakter lewat jari tangan. Pola pendenging, pendengung, pendengki jadi asupan gizi politik subversi nusantara.

Lanjut dengan olok-olok politik selaku literasi. Literasi anarkis, atraktif, agresif, agitatif, artikulatif dikuasai dan atau dipelihara oleh negara. Negara memajukan secara bebas  aktif, proaktif kebahasaan nasional, kebahasaan negara Indonesia bersama laju peradaban global dengan menjamin kebebasan penduduk, rakyat, masyarakat, warga negara pada saat mempraktékkan, mempopulerkan jati dirinya melalui berbahasa dengan baik, benar, bagus, betul.

Bertebaranlah sosok manusia pancasilais komplit luar-dalam, atas-bawah dengan atribut partai politik aneka warna. Mereka terduga lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Artinya, dengan menguasai bangsa dan negara, maka sesuai janji dan atau sumpah jabatan akan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar