Halaman

Jumat, 27 Mei 2022

berkat musuh nyata tidak kasat mata

berkat musuh nyata tidak kasat mata

Mulai dari makian ringan  di mulut:”persétan!”. Bisa-bisa bisa sampai melonjak drastis ke taraf umpatan:  ”dasar anak sétan . . .  “. Terkait protokol kejiwaan, dikenal istilah kerasukan, kemasukan, kesambet. Merasa  pandai dengan mudah mempersétan pihak lain. Kemajuan adab bermanusia, jangan lupa pil sétan. Klasifikasi sétan jalanan jelas beda dengan atraksi maut tong sétan. 

Berbahasa memelintir ujaran diri agar tampak berpikir. Gaya bahasa pelesétan. Agaknya, ahli guna  kata dasar “sétan”. Masih kalah dengan pihak yang mahir memvisualkan sosok sétan. 

Dengan beredar bebasnya sétan. Manusia menjadi berhati-hati. Pikir, tindak dan ucap terpelihara. Menatap ujung hidung sendiri saat bersama jidat merapat ke bumi. Soal pasal ngilo githoké déwé. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar