akting semut, pura-pura mati membangkai
Kehadiran semut aneka ukuran, pratanda kurang sadar dan bersih lingkungan. Ada gula ada semut, mengalami transformasi budaya. Madu tawon jika tidak disemuti, indikasi awal keaslian. Semut kalah sengat. Ketipu oleh rasa gula atau perasa buatan.
Anjuran dan ajaran agama Islam, jangan memusnahkan semut dengan bara. Antar semut jika jumpa di rute yang sama, terjadi saling sapa. Radar semut peka terhadap obyek yang tersembunyi, tertutup. Masih dalam bungkusan tersegel, tetap terendus.
Hanya saja kiranya semut tidak bisa memberi sinyal kepada sesama. Jika terjebak di zona merah. Misal sedang ada penyemprotan anti hama. Atau razia kawanan radikal, ekstremis.
Semut punya gaya, modus selamatkan diri masing-masing. Singkat kata. Di gelas isi air putih, tak bisa bebas dari jelajah semut. Masuk lewat sela bawah tutup gelas. Dengan sendirinya, saat meletakkan gelas isi oplosan susu plus kopi hitam. Pas di atas semut merah yang sedang meronda. Cekungan alas gelas jadi perangkap. Tidak makan waktu lama, gelas diangkat, semut langsung ngibrit terbirit-birit. Beda lama waktu, semut pengap. Gelas diangkat, seperti judul. Gelas ditaruh dekatnya, terasa gempa. Semut bangkit dengan gagahnya. Tahu persis kemana tujuan aman. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar