Halaman

Selasa, 24 Mei 2022

pencemaran nama baik vs rehabilitasi ujaran nista diri

 pencemaran nama baik vs rehabilitasi ujaran nista diri

Sang kambing hitam, tidak merasa terusik hak asasi perikebinatangannya karena menjadi simbol, identitas, stigma, labeling manusia untuk menilai manusia. Antar manusia untuk saling (t)unjuk martabat tempelan. Malah heran, sebutan “bandot” dipakai untuk menengarai watak manusia berdasarkan ideologi.

Sebutan wedus gembel untuk menamai jenis awan, pratanda gunung api akan beraksi. Atau sinyal lain yang patut diwaspadai. Ayam putih berkoar-koar kian kemari. Sukses menelurkan sebutir telur warna putih. Beda dengan ayam hitam, bahkan cemani, semua telurnya berwarna gradasi putih. Tidak tersinggung.

Jadi, manusia yang gampang tersinggung. Senstivitas rasa peka, daya tanggap, aksi peduli di atas rata-rata “ayam”. Gegara tidak mampu menelurkan atau menghasilkan sesuatu liwat akal sehatnya. Merasa ada pihak main sabotase, agar belangnya terungkap. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar