Halaman

Kamis, 13 Oktober 2016

revolusi mental membalikkan logika stigma pekerja partai



revolusi  mental membalikkan logika stigma pekerja partai

Hebatnya orang Indonesia, tepatnya, hebatnya perwujudan ideologi tradisional. Hanya karena menang merek, tanpa keringat, bisa mewujudkan impian ideologi. Mereka yang berkubang dan berjibaku dalam genangan keringat, hanya bertengger di papan bawah. Nasibnya memang hanya sebatas batu pijakan. Nasib budak politik.

Syahwat politik Nusantara bisa menjadikan kekuasaan secara konstitysional bisa diwariskan ke anak cucu. Artinya ideologi berbasis feodalisme. Jabatan ketua umum partai politik sebagai jabatan sakral. Tidak bisa diperebutkan oleh sembarang orang, apalagi wong cilik. Mati hidupnya hanya didedikasikan untuk kesejahteraan partai. Tak beda jauh dengan tuan besar.

Indonesia sebagai negara multipartai identik dengan kemiskinan ideologi nasional. Daerah tingkat kabupaten/kota, dominasi partai politik semakin menciptakan struktur monoloyalitas. Partai pedominan ini bak pemerintah daerah sesungguhnya. Kebijakan partai diterjemahkan selama lima tahun ke bentuk kebijakan pemerintah daerah, kebijakan kepala daerah.

Entah mau apa lagi negara kita. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar