revolusi mental membalikkan logika
stigma pekerja partai
Hebatnya orang
Indonesia, tepatnya, hebatnya perwujudan ideologi tradisional. Hanya karena
menang merek, tanpa keringat, bisa mewujudkan impian ideologi. Mereka yang
berkubang dan berjibaku dalam genangan keringat, hanya bertengger di papan
bawah. Nasibnya memang hanya sebatas batu pijakan. Nasib budak politik.
Syahwat politik
Nusantara bisa menjadikan kekuasaan secara konstitysional bisa diwariskan ke
anak cucu. Artinya ideologi berbasis feodalisme. Jabatan ketua umum partai
politik sebagai jabatan sakral. Tidak bisa diperebutkan oleh sembarang orang,
apalagi wong cilik. Mati hidupnya hanya didedikasikan untuk kesejahteraan
partai. Tak beda jauh dengan tuan besar.
Indonesia sebagai
negara multipartai identik dengan kemiskinan ideologi nasional. Daerah tingkat
kabupaten/kota, dominasi partai politik semakin menciptakan struktur
monoloyalitas. Partai pedominan ini bak pemerintah daerah sesungguhnya. Kebijakan
partai diterjemahkan selama lima tahun ke bentuk kebijakan pemerintah daerah,
kebijakan kepala daerah.
Entah mau apa
lagi negara kita. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar