Halaman

Sabtu, 08 Oktober 2016

parpol tidak siap menang vs pasangan tidak siap nikah



parpol tidak siap menang vs pasangan tidak siap nikah

Pernik-pernik kehidupan sebagai individu, sebagai anggota masyarakat dibanding dengan kehidupan bangsa, seolah ada timbal baliknya. Ada korelasi yang menjurus ke bentuk benang merah yang fungsional. Begitu bangsa begitu anak bangsa. Diyakini, bangsa sebagai kumpulan, himpunan keluarga. Bangsa sebagai keluarga besar.

Masalahnya, jika ikan busuk mulai dari kepalanya, maka negara akan mengalami proses degradasi akibat ulah sang kepala. Tak heran kalau kepala negara mengalami proses pergantian lima tahun sekali. Kalau rakyat berkenan, bisa lanjut ke periode berikutnya. Jangan heran kalau periode 2014-2019 aroma irama politik Nusantara sarat pencitraan atau bahkan menampilkan watak sejatinya. Rakyat sudah tidak bisa dibodohi hidup-hidup. Model jual pengharu rasa maupun orasi berhiba-hiba, tidak mempan untuk merebut simpati rakyat. Cari operator lain.

Pasangan Jokowi-JK masih jau dari takaran dwitunggal. Nafsu utama mengapa Jokowi ingin maju di pilpres 2019, karena ingin lepas dari JK. Itu saja. Pengganti JK malah menjadi bumerang bagi Jokowi. Dua kali perombakan kabinet kerja, membuktikan  sedemikian rapuh kondisi internal parpol pemenang pesta demokrasi 2014. Kasus yang tak terendus awak media massa, kasus terbungkus kardus dengan kemasan lokal, sampai manipulasi watak diri yang tidak termasuk superdukun pengganda jabatan, kekuasaan, masa pemerintahan.

Rakyat terdampak parpol tidak siap menang, setia dengan dukungan doa agar bangsa ini tetap utuh. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar