Halaman

Jumat, 14 Oktober 2016

Kampanye Garing Senjata Makan Tuan



Kampanye Garing Senjata Makan Tuan

Bawaslu RI meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2017, terdapat  3 (tiga) aspek utama yang saling berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu yang demokratis. Yaitu aspek penyelenggaraan, aspek kontestasi, dan aspek partisipasi.

Ibarat pelawak, agar memancing tawa pendengar, semua cara dilakukan. Ada yang memakai jurus andalan yang menjadi ciri lawakannya. Ada lawak kondisional. Bagai yang sudah kehabisan akal, memakai jurus menyerempet pornografi, mengolok-olok teman satu tim, melakukan adegan konyol. Atribut dan busana pun memperkuat karakter lawakan. Memaki, membentak atau mempraktikkan kata-kata kotor, menjadi bumbu humor.

Di panggung politik, kampanye mempromosikan diri, sang paslon bisa demam panggung. Terlebih jika menghadapi lawan tanding yang seimbang, atau serta sekaligus mempertahankan jabatannya, maka semua jurus andalan, jurus hafalan, jurus spontan sebagai karakter diri keluar dengan sendirinya.

Jika memakai isu SARA (suku, golongan, ras, agama), bukan sekedar kampanye garing, hambar, konyol, malah identik yang bicara menampakkan dirinya bukan sebagai pengayom semua umat. Jabatan kepala daerah harus mampu melihat pluralisme penduduknya sebagai potensi. Berdiri di atas semua kepentingan daerah. Kampanye pilkada jangan disamakan kampanye memperebutkan daerah hitam, kawasan parkir liar.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar