Kampanye Garing Senjata Makan Tuan
Bawaslu RI meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) pada
Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2017, terdapat 3 (tiga) aspek utama yang saling berkaitan
dengan penyelenggaraan pemilu yang demokratis. Yaitu aspek penyelenggaraan,
aspek kontestasi, dan aspek partisipasi.
Ibarat pelawak, agar
memancing tawa pendengar, semua cara dilakukan. Ada yang memakai jurus andalan
yang menjadi ciri lawakannya. Ada lawak kondisional. Bagai yang sudah kehabisan
akal, memakai jurus menyerempet pornografi, mengolok-olok teman satu tim,
melakukan adegan konyol. Atribut dan busana pun memperkuat karakter lawakan. Memaki,
membentak atau mempraktikkan kata-kata kotor, menjadi bumbu humor.
Di panggung politik,
kampanye mempromosikan diri, sang paslon bisa demam panggung. Terlebih jika
menghadapi lawan tanding yang seimbang, atau serta sekaligus mempertahankan
jabatannya, maka semua jurus andalan, jurus hafalan, jurus spontan sebagai
karakter diri keluar dengan sendirinya.
Jika memakai isu SARA
(suku, golongan, ras, agama), bukan sekedar kampanye garing, hambar, konyol,
malah identik yang bicara menampakkan dirinya bukan sebagai pengayom semua
umat. Jabatan kepala daerah harus mampu melihat pluralisme penduduknya sebagai
potensi. Berdiri di atas semua kepentingan daerah. Kampanye pilkada jangan
disamakan kampanye memperebutkan daerah hitam, kawasan parkir liar.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar