menulis dan mentertawakan diri sendiri
Alarm tubuh dengan setia
membangunkan diriku jelang masuk sepertiga malam. Manusiawi kalau kutawar
tunggu mata belum mau diajak kompromi. Niat tidur malam selain untuk istirahat
pilihkan enerji, juga niat bisa tahajud. Kompromi atau mengakali diri, minimal
bisa subuhan ke masjid. Adegan ini nyaris berulang tiap akhir malam. Dan nyaris
pula saya selalu keluar sebagai pemimalis yang bergegas kembali ke jalan Allah,
setelah kita dimatikan sejenak di malam hari.
Menata hati, tidak
sekedar ungkapan. Hati utawa kalbu sebagai faktor penentu bagaiman diri kita
nantinya. Hidup adalah proses. Walau hati milik kita, namun kita tidak bisa
mengatur, mengendalikan apalagi mendikte kinerja hati.
Asupan nutrisi berkadar
reliji bisa menyebabkan hati ini dekat dengan diri kita. Sapa hati diri kita
dengan ikhlas. Ajak berkawan dalam setiap detik waktu, detak jantung. Ajak diskusi
untuk muhasabah, mengevaluasi diri setiap jelang lelap malam. Laksanakan ritual ibadah ringan sebagai pengantar tidur
malam. Jangan hanya baca agar mata mengantuk atau mata memelototi layar kaca
sampai mata penat. Tahu-tahu tergolek dan gentian TV yang “menonton” kelakukan kita.
Walau hafal kalau
petugas jaga malam memukul tiang listrik sebagai pertanda waktu, namun biasanya
tidak tepat waktu. Tetap saja diandalkan. Bahkan telinga dibiarkan menghitung
berapa kali pukulan. Kalau terdengar 3 kali pukulan, rasa aman mendera agar
lebih lelap dan nyenyak lagi. Masih ada waktu untuk memperpanjang mimpi malam.
Bersyukur, masih
kebagian sisa-sisa waktu malam. Bergegas melangkakan kaki ke ruma Allah. Sepanjang
jalan tak lupa berdzikir, setiap langkah adalah dzikir. Jalan yang nyaris sama
kulalui, menemukan kegiatan yang tipikal. Ada pemulung, meliwati gardu hansip,
suara sibuk dapur atau ada rumah begadang belum usai. Pulang menapak jalan yang
berbeda, menemui kondisi yang tidak jauh berbeda. Berpapasan dengan anak
sekolah, orang berangkat kerja atau pedagang toko berjalan atau gerobak pulang[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar