Halaman

Jumat, 07 Oktober 2016

efek domino revolusi mental, pernikahan dini vs perceraian dini



efek domino revolusi mental, pernikahan dini vs perceraian dini

Pemerintah masih adem ayem dengan kasus pernikahan dini dan perceraian dini. Karena selain tidak ada pihak yang mempolitisir, juga bukan makanan empuk awak media massa. Kendati bisa sebagai fenomena puncak gunung es yang mencuat dipermukaan samudera, pemerintah bisa-bisa dengan ringan kata menyalahkan pelakunya.

Mungkin karena belum masuk kategori bencana nasional atau dibanding dengan negara ASEAN lainnya masih belum lampu kuning.

Revolusi mental memang mensyaratkan bahwa nikmati kemenagan politis seoptimal mungkin selama satu periode, selama lima tahun. Persoalan periode mendatang masih dikontrak oleh rakyat, lain pasal, beda perkara, urusan tidak sama. Semangat ini mengilhami generasi masa depan untuk memanfaatkan waktu lima tahunnya dengan berbagai cara, upaya, ikhtiar. Mulai dari sistem uji coba, pola barter, pola inden atau ngijon, 30% uang muka langsung tancap gas.

Karakter revolusi mental setara dengan faham pukul dulu, gebug dulu, urusan belakangan. Salah sasaran sebagai hal manusiawi. Wajar sesuai SOP. Makanya, jangan berada di tempat yang bukan semestinya, pada waktu yang bukan waktunya. Risiko ditanggung penumpang.

Jadi, ada kaitan antara parpol tidak siap menang di pesta demokrasi 2014 dengan pasangan yang tidak siap nikah! [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar