Halaman

Minggu, 13 September 2015

titik retak Pemerintah, balas jasa/budi vs balas dendam

titik retak Pemerintah, balas jasa/budi vs balas dendam

Apa pun kejadian di periode 2014-2019, akibat dari politik balas jasa, balas budi vs politik balas dendam. Banyak pihak merasa berjasa menjadikan Jokowi-JK sebagai RI-1 dan RI-2 dengan prinsip no free lunch. Tim sukses, relawan atau sebutan lainnya, tentu ada pamrih yang terselubung, ada modus operandi berbasis “udang di balik batu”. Modal otot. modal dengkul, modal mulut sampai pada operasi senyap yang mengandalkan kuadran olah akal politik, olah nalar politik, olah logika poltik.


Kemajuan zaman dan dinamika pasar politik, malah membuktikan kejadian perombakan Kabinet Kerja Jokowi-JK sebagai proses keropos, korosi, berkarat  dalam. Semua tidak dikerok tuntas. Biang kerok, atau apalagi mbahnya biang kerok masih bercokol, nangkring dan nongkrong dan duduk dengan manis, sambil berleha-leha di markas kendali. Konon, jabatan turunan sebagai pemimpin besar revolusi mental atau bangga jika disebut sebagai presiden senior. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar