Halaman

Selasa, 29 September 2015

revolusi mental Nusantara, kesenjangan sosial ekonomi antar oknum wakil rakyat

revolusi mental Nusantara, kesenjangan sosial ekonomi antar oknum wakil rakyat

Hasil survei tanpa survei membuktikan bahwa faktor penyebab utama tingkah laku koruptif oknum wakil rakyat, khususnya yang buka praktik di Senayan, Jakarta, karena latar belakang sosial ekonomi yang heterogen. Rekam jejak mereka memang berangkat mulai dari pemikiran idealisme, berawal mulai dari semangat patriotisme, berasal mulai dari niat membangun bangsa, berhulu mulai dari berkorban tanpa pamrih.

Mulai dari aktivis kampus, belajar idiologi di partai politik, sibuk di berbagai kegiatan, panggilan jiwa untuk mengabdi, mendongkrak popularitas dan citra, memanfaatkan keturunan dan warisan sebagai pegiat politik, sampai menjadikan jabatan wakil rakyat sebagai mata pencaharian utama, sebagai sumber penghasilan andalan, sebagai ladang garapan bisnis yang prospektus.

Jangan dipikir jauh kalau kenyataannya, oknum wakil rakyat saat melaksanakan kewajiban tugas dan fungsi, yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan, hanya sekedar seremonial, formalitas dan hanya sebagai sumber berita media massa. Kinerja bisa dilihat setelah liwat periodenya. Tak jarang sebelum jatuh tempo terjegal pasal berlapis.

Jika rakyat bertanya, seolah tidak merasakan kehadiran dan adanya negara. Apalagi merasakan manfaat adanya wakil rakyat, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi sampai nasional. [HaeN]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar