Halaman

Selasa, 08 September 2015

bangkai tikus di depan hidung tak terendus, bakar hutan vs hutan bakar

bangkai tikus di depan hidung tak terendus, bakar hutan vs hutan bakar

Memang, warga/penduduk ibukota negara akrab dengan BMKG (plesetan dari fakta Banjir, Macet, Kebakaran dan Gusur). Ironis, nyaris semua ‘G’ bersumber, berhulu, bermuasal di Jakarta. Mulai gaduh politik, gagap hukum, gangguan sosial, geger ekonomi. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, bisa-bisa serba ‘G’ Nusantara bisa menjadi proyek percontohan revolusi mental, menjadi pusat kunjungan kerja kawanan parlemen dan senator, menjadi obyek studi wisata banding dan sanding para gubernur, menjadi kawah candradimuka calon koruptor.

Walau Jakarta tak kenal kebakaran hutan, bukan berarti “makhluk penjaga hutan” duduk manis, adem ayem, karena tidak banyak obyekkan. Mereka bisa menciptakan “lawan” yang harus diberlakukan pasal ‘gebuk dulu, urusan belakangan’. Pasal siapa wajib berbuat apa, bukan masalah. Atau apa kewajiban utamanya, tergantung selera (khususnya selera penyandang dana, pemilik modal, pemasok Rp) dan modus operandi yang menjadi andalannya. Sebagai tempat praktek kepala negara, menjadikan oknum penyelenggara negera merasa di atas angin. Apapun bisa dilakukan secara sistematis, masif, tahu sama tahu, gotong royong sesuai jiwa korps, atau efek dari politik transaksional dan ideologi Rp.Jakarta buka praktek 24 jam sehari semalam. Ada gubernur malam hari. Ada bandar politik. Ada pengendali negara yang sebenarnya. Ada presiden senior. Ada musim korupsi.

Jika aparat keamanan dirotasi/dimutasi ke luar Jawa, khususnya ke daerah yang akrab titik api dan asap kebakaran, akan terkelupas jati dirinya secara seksama dan dalam tempo semestinya, karena apakah ilmunya juga bisa dipraktekkan dengan gemilang atau hanya tunggu waktu. Pepatah sudah mengatakan sejak dulu :  ‘sedikit jadi kawan, banyak menjadi lawan’. Kalau tidak ‘api’ ya ‘air’, atau keduanya-duanya. Di Jawa berlaku peribahasa : ‘seribu musuh terasa kurang, satu sahabat terasa banyak’.

Apakah akankah aparat keamanan menjadikan ‘api’ didaulat sebagai kawan atau diangkat sebagai lawan? [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar