bangkai tikus di depan hidung tak terendus, bakar hutan vs hutan bakar
Memang, warga/penduduk ibukota
negara akrab dengan BMKG (plesetan dari fakta Banjir, Macet, Kebakaran dan
Gusur). Ironis, nyaris semua ‘G’ bersumber, berhulu, bermuasal di Jakarta.
Mulai gaduh politik, gagap hukum, gangguan sosial, geger ekonomi. Dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya, bisa-bisa serba ‘G’ Nusantara bisa menjadi proyek
percontohan revolusi mental, menjadi pusat kunjungan kerja kawanan parlemen dan
senator, menjadi obyek studi wisata banding dan sanding para gubernur, menjadi
kawah candradimuka calon koruptor.
Walau Jakarta tak kenal kebakaran
hutan, bukan berarti “makhluk penjaga hutan” duduk manis, adem ayem, karena
tidak banyak obyekkan. Mereka bisa menciptakan “lawan” yang harus diberlakukan
pasal ‘gebuk dulu, urusan belakangan’. Pasal siapa wajib berbuat apa, bukan
masalah. Atau apa kewajiban utamanya, tergantung selera (khususnya selera
penyandang dana, pemilik modal, pemasok Rp) dan modus operandi yang menjadi andalannya.
Sebagai tempat praktek kepala negara, menjadikan oknum penyelenggara negera
merasa di atas angin. Apapun bisa dilakukan secara sistematis, masif, tahu sama
tahu, gotong royong sesuai jiwa korps, atau efek dari politik transaksional dan
ideologi Rp.Jakarta buka praktek 24 jam sehari semalam. Ada gubernur malam
hari. Ada bandar politik. Ada pengendali negara yang sebenarnya. Ada presiden
senior. Ada musim korupsi.
Jika aparat keamanan
dirotasi/dimutasi ke luar Jawa, khususnya ke daerah yang akrab titik api dan
asap kebakaran, akan terkelupas jati dirinya secara seksama dan dalam tempo
semestinya, karena apakah ilmunya juga bisa dipraktekkan dengan gemilang atau
hanya tunggu waktu. Pepatah sudah mengatakan sejak dulu : ‘sedikit jadi kawan,
banyak menjadi lawan’. Kalau tidak ‘api’ ya ‘air’, atau keduanya-duanya. Di Jawa berlaku
peribahasa : ‘seribu musuh terasa kurang, satu
sahabat terasa banyak’.
Apakah akankah aparat keamanan
menjadikan ‘api’ didaulat sebagai kawan atau diangkat sebagai lawan? [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar