Halaman

Kamis, 10 September 2015

tantangan pe-revolusi mental Nusantara, penjahat lokal vs penjahat global

tantangan pe-revolusi mental Nusantara, penjahat lokal vs penjahat global

Keberhasilan aparat keamanan, aparat penegak hukum, hamba hukum, pengayom dan pengayem masyarakat, komponen penyelenggara negara dalam menanggulangi kejahatan, memerangi pelaku tindak kejahatan terorganisir maupun penjahat perorangan, seolah nampak gemilang, melebihi kewajiban, karena yang dihadapi adalah penjahat lokal. Paling top adalah penjahat berdasi, penjahat orang kantoran.

Bunga-bunga atau musik pembuka berantas kejahatan sejak dini, heboh karena campur tangan kefasikan media massa. Tayangan langsung dan khususnya tayangan berulang kali dengan bumbu dan kemas saji berbeda. Substansi maupun hakekat berantas kejahatan menjadi samar, abu-abu dan sesuai selera perekayasa perusahaan penyiaran.

Jangan salah sangka, walau penjahat lokal bak kedelai, justru banyak yang berkadar klas impor. Jangan lupa, penjahat lokal bisa bagian dari jaringan non-lokal. Sekolah calon penjahat ada dimana-mana. Penjara disulap menjadi markas komando dan kendali peredaran narkoba. Dampak nyata asas globalisasi menjadikan anak bangsa bisa belajar apa saja, tanpa bimbingan, hanya mengacu atau memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi komunikasi. Acuan, pedoman atau buku pintar menjadi agen kejahatan ada di genggaman tangan, bahkan di genggaman anak balita.

Tekanan kesatuan menjadikan aparat nampak beringas, seolah pilih tanding. Apalagi saat diwawancarai langsung oknum media massa. Apalagi modus operandinya menjadi tema diskusi, dialog dan debat awak media. Godaan dan rayuan Rp menjadi faktor penentu “reputasi” para petarung di industri, panggung dan syahwat politik. Sebutan bandar politik Nusantara, hanya berlaku lokal. Tidak bisa berkibar di area ASEAN. Kadar politik kawanan parpolis Nusantara adalah mulai membanggakan prestasi nenek moyangnya, tanpa mampu melakukan estafet dan melanjutkan perjuangannya. Berikutnya demi peringkat internasional kawanan parpolis melakukan plesiran, kunjungan kerja, bermalam di daerah pemilihan di manca negara. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar