tantangan
pe-revolusi mental Nusantara, penjahat lokal vs penjahat global
Keberhasilan aparat keamanan, aparat penegak hukum, hamba
hukum, pengayom dan pengayem masyarakat, komponen penyelenggara negara dalam
menanggulangi kejahatan, memerangi pelaku tindak kejahatan terorganisir maupun
penjahat perorangan, seolah nampak gemilang, melebihi kewajiban, karena yang
dihadapi adalah penjahat lokal. Paling top adalah penjahat berdasi, penjahat
orang kantoran.
Bunga-bunga atau musik pembuka berantas kejahatan sejak dini,
heboh karena campur tangan kefasikan media massa. Tayangan langsung dan
khususnya tayangan berulang kali dengan bumbu dan kemas saji berbeda. Substansi
maupun hakekat berantas kejahatan menjadi samar, abu-abu dan sesuai selera
perekayasa perusahaan penyiaran.
Jangan salah sangka, walau penjahat lokal bak kedelai, justru
banyak yang berkadar klas impor. Jangan lupa, penjahat lokal bisa bagian dari
jaringan non-lokal. Sekolah calon penjahat ada dimana-mana. Penjara disulap
menjadi markas komando dan kendali peredaran narkoba. Dampak nyata asas
globalisasi menjadikan anak bangsa bisa belajar apa saja, tanpa bimbingan,
hanya mengacu atau memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi komunikasi. Acuan,
pedoman atau buku pintar menjadi agen kejahatan ada di genggaman tangan, bahkan
di genggaman anak balita.
Tekanan kesatuan menjadikan aparat nampak beringas, seolah
pilih tanding. Apalagi saat diwawancarai langsung oknum media massa. Apalagi
modus operandinya menjadi tema diskusi, dialog dan debat awak media. Godaan dan
rayuan Rp menjadi faktor penentu “reputasi” para petarung di industri, panggung
dan syahwat politik. Sebutan bandar politik Nusantara, hanya berlaku lokal.
Tidak bisa berkibar di area ASEAN. Kadar politik kawanan parpolis Nusantara adalah
mulai membanggakan prestasi nenek moyangnya, tanpa mampu melakukan estafet dan
melanjutkan perjuangannya. Berikutnya demi peringkat internasional kawanan
parpolis melakukan plesiran, kunjungan kerja, bermalam di daerah pemilihan di
manca negara. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar