Halaman

Selasa, 08 September 2015

kefasikan media massa, pengamat perilaku vs perilaku pengamat

kefasikan media massa, pengamat perilaku vs perilaku pengamat

Peribahasa “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui” atau juga “sekali tepuk dua lalat” artinya satu kali melakukan tindakan, pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus. Jangan dibayangkan betapa media massa, khususnya media penyiaran televisi, dengan sengaja, terencana dan sistematis mengulang potongan berita tertentu. Cuplikan omongan oknum pejabat tak ada beda dengan keluhan oknum tersangka tipikor, selalu ditayang ulang, sebagai bumbu penyedap suatu acara, atraksi, adegan layak tayang.

Pengusaha, pemilik modal perusahaan tv, mempunyai skenario berlapis untuk mencuci otak pirsawan/pendengar setianya. Dakwaan pasal berlapis pun sudah diantisipasi. Berkali-kali merengkuh dayung maupun berkali-kali tepuk, secara deret hukum, akan berkibat secara deret ukur. Ironisnya, penonton melihat adegan reka ulang, tayang ulang malah dianggap sebagai hiburan. Penonton mentertawakan dirinya sendiri. Penonoton tersuguhi bahwa yang baik dengan yang jahat, hanya sebagai persepsi, bukan berdasarkan norma agama. Penonton terkontaminasi 24 jam dengan penjajahan melalui mata dan telinga.

Emosi penonton sengaja diaduk-aduk dijadikan sebagai sarana pengkerdilan jiwa.  [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar