Halaman

Selasa, 01 September 2015

revolusi mental Nusantara, gerakan radikal vs operasi senyap

revolusi mental Nusantara, gerakan radikal vs operasi senyap

Laporan statistik tentang berbagai kejadian dan peristiwa di Nusantara, jika dikaitkan dengan satuan waktu, tarnyata bisa berkala per detik. Kefasikan media massa yang mengelola tata niaga pemberitaan, dari sumber di tempat kejadian perkara sampai ke telinga pengguna, apa pun bisa terjadi karena diformat,  dikemas, disajikan hangat secara berkelebihan, bertele-tele, dan hambar (atau kelebihan perasa buatan).

Peran dan peranan terselubung pemberitaan, nasibnya dikendalikan serta ditentukan oleh berbagai kepentingan.

Ironis, penyelenggara negara lebih gemar mengunyah berita yang bisa dijadikan pengungkit dan pengangkat sentimen negatif atau stigma tertentu yang diterapkan pada kelempok tertentu. Gejolak, gejala, gelagat yang mewabah di masyarakat, sebagai reaksi atas realisasi keberadaan negara. Kebijakan negara saja bisa memacu dan memicu konflik horizontal antar komunitas masyarakat, apalagi melihat tontonan dan tuntunan konflik antar penyelenggara negara.

Antar pelaku ekonomi, antar aparat penegak hukum, antar kawanan parpolis seolah saling baku kata, baku mulut dan baku bantam. Ujung-ujungnya duit (UUD) masih resmi dan sah berlaku.[HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar