Halaman

Kamis, 03 September 2015

mental pe-revolusi mental Nusantara, Sedepo Kurang Dhowo, Sekilan Kakean

mental pe-revolusi mental Nusantara, Sedepo Kurang Dhowo, Sekilan Kakean

Motivasi dan daya juang kawanan parpolis, berangkat dari merasa berkat jasanya telah menjadikan seseorang menjadi kepala negara/presiden. Apalagi telah merasa mati-matian mendukung, mendorong dan menggolkan sang capres menjadi pemenang tunggal di pilpres. Menepuk dada sangat merasa susah payahnya baru terbayar uang mukanya saja. ‘Daftar belanja’ sudah disusun secara dinamis, tiap hari bisa dan pasti bertambah, siap ditagihkan, disodorkan, diungkapkan, diungkitkan ke sang kandidat sebelum disumpah dilantik.

Motivasi dan daya juang kawanan parpolis, yang berjibaku banting tulang peras keringat, dibalas dengan ucapan terima kasih, diajak makan siang, disalami salam tempel, ada yang merasa sudah puas, pas dengan maksud tujuan. Ada yang bermodal uang, diajak mikir urusan pembagian kursi, mengurus urusan balas jasa sekaligus balas budi, sudah merasa diuwongke, dimanusiakan. Kelompok ini sedang berbisnis politik. Mereka berharap sumber dana bertambah secara legal, formal dan berkekuatan hukum tetap. Sisanya, yang merasa peras otak, olah akal, modal IQ, menjungkirbalikkan logika, mendayagunakan ingatan, mengandalkan gelar strata pendidikan formal, walau dijadikan sebagai pembantu presiden, merasa kurang.

Motivasi dan daya juang kawanan parpolis, tahun pertama periode 2014-2019 sudah terkuak dan tertebak betapa belang lubuk hati dan isi hatinya. Bahkan saat penunjukkan pun sudah ada yang nyata-nyata kelihatan terang-benderang kw-nya. Jokowi dengan selera humor otak kanannya mempraktekkan pepatah Jawa “kéré munggah balé”.

Sungguh apes bangsa ini, motivasi dan daya juang kawanan parpolis yang ingin mempraktekkan Revolusi Mental, dengan mendirikan laman saja tidak mulus, bukan karena hambatan dan kendala fulus. Faktor tulus yang menentukan langkah seseorang. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar