Halaman

Sabtu, 26 September 2015

bahaya laten komunis di balik kekuasaan terselubung dan berbingkai

bahaya laten komunis di balik kekuasaan terselubung dan berbingkai


Orang tergelincir karena ulah kaki dan olah lidahnya. Orang mampu menyesatkan dirinya sendiri akibat mendewakan akal, mengedepankan kinerja otaknya, mengandalkan logika pikirannya. Orang secara sadar mengkerdilkan dirinya sendiri ketika mimpi dan ambisi politiknya tak segera terwujud. Karir politik seseorang bisa dipacu dan dipicu, bisa direkayasa, bisa dikarbit dan diorbitkan sejak dini, bisa didongkrak dan dikatrol habis-habisan, bak deret ukur. Namun jiwanya tetap berkembang sesuai deret hitung. Bahkan raganya tak mampu mewadahi percepatan karir politiknya.

Memang, jabatan presiden sejak 2004 dipilih langsung oleh rakyat yang mempunyai hak pilih. Ketika dasar negara Pancasila teruji kesaktiannya oleh peristiwa pemberontakan jilid dua Partai Komunis Inodensia, Gerakan 30 September 2015. Mungkin kita tidak lupa jika jiwa Nasakom Orde Lama masih gentayangan di Nusantara.

Faham komunis terkubur oleh sejarah tapi tetap tidak terkubur sampai hancur lebur. Ketika anak bangsa menjadikan politik/partai politik sebagai agama baru, secara tak langsung membangkitkan dan menyuburkan faham dan ajaran komunis. Komunis mendapat lahan baru karena maraknya gerakan anti-monotheis.

Secara pesimistis, kita melihat buih dan riak politik di periode 2014-2019 sebagai indikasi peran nyata kawanan parpolis. Perombakan Kabinet Kerja bisa juga sebagai indikasi rapuh, rawan, rentan dan riskannya ‘karir politik’ penyelenggara negara. Dampak atau efek domino perombakan kabinet akan menerus, menjadi titik retak persatuan dan kesatuan bangsa. Semakin diperparah tim sukses yang belum dapat jatah balas jasa dan balas budi.

Inilah tabiat anak bangsa yang tidak mau berkeringat memperbaiki sejarah masa depan. Kilah polisi, kejahatan atau tindak kriminal muncul karena ada kesempatan. Ironis, justru oknum penyelenggara dengan sadar memberi peluang dan kesempatan untuk calon pelaku kejahatan. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar